Senin 19 Apr 2021 04:15 WIB

Seperti Apa Gambaran Hati yang tak Tersentuh Iman?

Alquran memberikan gambaran hati yang tak tersentuh iman

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran memberikan gambaran hati yang tak tersentuh iman. Bertaubat. Ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Alquran memberikan gambaran hati yang tak tersentuh iman. Bertaubat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran adalah petunjuk dari Allah SWT untuk menuntun hamba-Nya keluar dari kegelapan.

Ayat-ayat suci Alquran begitu luar biasa dan merupakan mukjizat verbal dari Allah SWT dengan keindahan perbendaharaan kata dan retorikanya. 

Baca Juga

Maka tak heran, Alquran mampu memikat hati siapapun. Dalam Alquran ada banyak ayat yang diturunkan dengan keindahan bahasa yang indah yang mengandung unsur estetika dan penggambaran yang artistik.

Banyak kosakata yang dihiasi dengan kebaikan, kreativitas, dan kesempurnaan. Di antara ayat yang indah itu ialah:

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ 

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS Al Hajj: 46)

Dalam Tafsir Ath Thabari disebutkan, ayat tersebut menunjukkan orang-orang yang menyangkal wahyu yang diturunkan Allah SWT dan menolak kekuatan-Nya. Misalnya Kaum 'Aad, Tsamud, dan kaum Nabi Syu'aib.  

Dari kaum terdahulu tersebut dapatlah dipelajari dan diambil pelajaran tentang akibat dari perbuatan mereka, keberadaan tempat tinggal mereka, dan kondisi mereka setelahnya. Apa yang Allah SWT turunkan adalah agar mereka bertaubat dan menjalankan Allah SWT dan Nabi yang membawa risalah-Nya. 

Telinga mereka sebetulnya bisa mendengarkan kebenaran dan menyadarinya serta mampu membedakan mana kebenaran dan dusta. Karena itulah, sebetulnya mereka tidak buta mata karena mereka bisa melihat dengan mata mereka sendiri. Mereka justru buta hati sehingga tertutup pandangan yang tertanam dalam dirinya.

Tafsir Al Baghawi terhadap ayat tersebut, menyebutkan, kebutaan yang berbahaya adalah buta hati. Sedangkan buta penglihatan tidak berbahaya dalam pandangan syariat. 

Qatadah mengatakan, mata kepala manusia melihat kesenangan, dan keindahan, tetapi hati melihat kemanfaatan.

Sumber: youm7

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement