Selasa 20 Apr 2021 12:06 WIB

Target Vaksinasi Eropa Bisa Mundur Hingga Akhir Tahun 

Kemunduran target vaksinasi Eropa karena penghentian penggunaan Astrazeneca.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Vaksin Astrazeneca.
Foto: AP/Matthias Schrader
Vaksin Astrazeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa dapat kehilangan targetnya untuk memvaksinasi 70 persen orang dewasa terhadap Covic-19 pada musim panas selama berbulan-bulan. Hal itu karena penangguhan vaksin dan perubahan peluncuran di negara-negara anggota.

Sejumlah negara telah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca, yang menjadi andalan Eropa untuk mencapai tujuannya. Penghentian dilakukan setelah Badan Obat-obatan Eropa (EMA) mengumumkan kemungkinan hubungan antara vaksin dan bentuk bekuan darah yang langka.

Johnson & Johnson kemudian menunda peluncuran vaksinnya di Eropa di tengah laporan pembekuan darah di AS, yang sedang diselidiki.

Tanpa gabungan kedua vaksin ini, Uni Eropa dapat melihat target waktunya mundur kembali ke 8 Desember, menurut perkiraan terbaru dari perusahaan analisis sains Airfinity.

"Mereka sangat bergantung pada Johnson & Johnson, mereka mendapat 200 juta dosis sesuai pesanan dan ini adalah vaksin suntikan tunggal," jelas analis senior Airfinity, Matt Linley, dilansir di Euronews, Selasa (20/4).

"Jika mereka tidak menggunakan Johnson & Johnson, itu bisa mendorong mereka kembali ke akhir tahun," tambahnya.

Perusahaan menggunakan ratusan sumber termasuk situs web pemerintah, laporan media dan siaran pers untuk mengumpulkan data, sebelum analis membuat proyeksi.

Linley mengatakan bahwa skenario kasus terbaik untuk Uni Eropa adalah melihat 70 persen orang dewasa divaksinasi pada musim panas, jika menggunakan suntikan AstraZeneca yang telah tersedia, dan Johnson & Johnson.

"Tidak banyak kesempatan bagi mereka untuk memajukan tanggal tersebut, dan ada setiap peluang untuk tanggal tersebut mundur," katanya.

Johnson & Johnson telah disetujui oleh EMA tetapi belum diluncurkan, dengan EMA sekarang meninjau keamanan vaksin. Ini mengikuti beberapa penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca di UE, serta penundaan peluncurannya dengan negara-negara yang mengubah demografi siapa yang harus diberi suntikan.

Menurut Airfinity, ada hampir 20 juta suntikan vaksin yang telah didistribusikan di UE, tetapi belum digunakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement