Kamis 22 Apr 2021 12:22 WIB

Amerika Hingga Rusia Tawarkan Bantuan Cari KRI Nanggala-402

KRI Rigel-933 yang mampu cari benda di bawah laut terlibat dalam operasi ini.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad (kiri) memberikan keterangan pers tentang KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (22/4/2021). Sebanyak lima KRI dan satu helikopter dengan total 400 personel dikerahkan untuk melaksanakan operasi pencarian kapal selam tersebut yang hilang kontak di perairan utara Bali sejak Rabu (21/4) kemarin.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad (kiri) memberikan keterangan pers tentang KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (22/4/2021). Sebanyak lima KRI dan satu helikopter dengan total 400 personel dikerahkan untuk melaksanakan operasi pencarian kapal selam tersebut yang hilang kontak di perairan utara Bali sejak Rabu (21/4) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah negara menawarkan bantuan untuk operasi pencarian Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402. Negara-negara itu, yakni Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Turki, India, Rusia, dan Australia. 

Namun, masih ada prosedur yang harus dilalui terlebih dahulu untuk negara-negara lain yang turut menawarkan bantuan bantuan Sementara, Singapura dan Malaysia sudah mengonfirmasi akan mengirimkan satu kapal mereka untuk membantu. 

Baca Juga

"Sementara yang sudah confirm ada dua, dari Singapura, dari Malaysia," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Achmad Riad, dalam konferensi pers di Bali, Kamis (22/4).

Riad mengungkapkan, Singapura membantu dengan mengirimkan kapal MV Swift Rescue. Kapal tersebut mampu melakukan penyelamatan terhadap kapal selam yang mengalami kendala di dalam air dan diperkirakan tiba di lokasi pada 24 April mendatang.

"Kemudian Malaysia juga menawarkan Kapal Rescue Megabakti akan tiba tanggal 26 April," kata dia.

Riad menyatakan, dengan pengerahan segala sumber daya yang ada dan bantuan-bantuan tersebut maka TNI optimistis KRI Nanggala-402 dapat ditemukan. KRI yang diterjunkan untuk mencari kapal tersebut juga memiliki kemampuan pencarian bawah laut.

Baca juga : Adzan Terlalu Cepat, Seluruh Jamaah Masjid Batal Puasa

"Ada KRI Rigel, dibantu KRI Wisnu yang akan membawa peralatan untuk mendeteksi bawah laut sampai 600 m. Yang jelas kita berupaya dan saudara-saudara kita atau tetangga kita negara-negara sahabat kita juga turut andil dengan peralatan yang mereka miliki," jelas dia.

Sejauh ini, setidaknya ada lima KRI, satu helikopter, dan 400 orang kekuatan personel yang diterjunkan untuk mencari KRI Nanggala-402. Dalam prosesnya, TNI juga mendapatkan penawaran bantuan dari beberapa negara.

"Saat ini ada lima KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan personel 400 orang," ujar Riad.

Salah satu kapal yang dilibatkan dalam operasi pencarian KRI Nanggala-402 adalah KRI Rigel-933. Kapal tersebut memiliki kemampuan pencarian benda di bawah laut dan sudah turut ikut beroperasi ketika terjadinya kecelakaan pesawat beberapa tahun ke belakang.

Riad mengungkapkan, TNI mendapatkan penawaran bantuan dari dua negara sahabat, yakni Singapura dan Malaysia. Singapura membantu dengan mengirimkan kapal MV Swift Rescue yang mampu melakukan penyelamatan terhadap kapal selam yang mengalami kendala di dalam air.

"Diperkirakan akan tiba di lokasi pada 24 April. Kemudian Malaysia juga menawarkan Kapal Rescue Megabakti akan tiba tanggal 26 April," kata dia.

Sementara itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga turut membantu sesuai kapasitas yang mereka miliki. Untuk Crisis Center ditempatkan di Markas Komando Armada II Surabaya dan rencananya juga akan ditempatkan di Lanal Banyuwangi.

"Beberapa peralatan pendukung seperti ambulans, mobile hyperbaric chamber, mudah-mudahan apabila ditemukan bisa membantu untuk menyelamatkan para krunya," kata dia.

Pada Rabu (21/4) pukul 03.46 WITA, KRI Nanggala-402 melakukan penyelaman. Kemudian pada pukul 04.00 WITA, kapal tersebut melakukan komunikasi saat hendak melaksanakan penggenangan peluncur torpedo.

Yang merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 WITA saat Komandan Gugus Tugas Latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo. Di situlah komunikasi dengan KRI Nanggala terputus," jelas Riad.

Baca juga : Lokasi Pasti KRI Nanggala-402 Masih Belum Ditemukan

Pihak TNI AL kemudian mengerahkan berbagai KRI yang ada untuk membantu pencarian kapal selam tersebut. Mereka bersama-sama mencari dan memastikan keberadaan KRI Nanggala-402 yang sebenarnya hingga hari ini. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement