REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan kasus Covid-19 di tingkat global saat ini tercatat mengalami tren kenaikan. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sejumlah negara pun semakin kewalahan menghadapi pandemi Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir ini.
"Perkembangan ke arah yang kurang baik ini sangat amat disayangkan mengingat sudah satu tahun dunia menghadapi pandemi ini. Nyatanya perjuangan menghadapi virus ini masih belum juga akan berakhir," kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (22/4).
Wiku mencontohkan terjadinya lonjakan kasus positif harian yang sangat tajam di India selama dua bulan terakhir ini. Pada awalnya, India telah berhasil menjaga agar kasus positif terus menurun. Namun, sejak pertengahan Februari hingga hari ini, angka kasus positif justru semakin melonjak tajam.
"Dari yang sebelumnya hanya 9 kasus baru menjadi lebih dari 300 ribu kasus baru per harinya. Ini berarti kenaikannya mencapai lebih dari 30 kali lipat," ucapnya.
Sedangkan di Turki, kasus positif harian juga mengalami peningkatan yang cukup tajam. Pada Januari, Turki berhasil mempertahankan penambahan kasus positif harian pada angka lima ribu kasus baru. Namun, angka tersebut terus meningkat tajam hingga April dan mengalami penambahan lebih dari 60 ribu kasus baru per harinya atau meningkat 12 kali lipat.
Sementara itu, di Brasil, angka kasus positif harian cenderung belum menunjukkan perbaikan sejak Oktober 2020. Wiku mengatakan, sepanjang Oktober 2020 hingga April 2021 perkembangan kasus positif masih berkisar di angka 50 ribu sampai 70 ribu kasus baru setiap harinya.
"Apabila kita lebih cermat melihat data ini, setengah dari total kasus harian disumbangkan oleh ketiga negara ini," katanya menambahkan.
Tren perkembangan kasus global ini, kata dia, penting untuk diperhatikan sebagai bahan refleksi dalam upaya penanganan Covid-19 di Tanah Air.
Wiku mengatakan, pada 21 April 2021 terjadi lonjakan kasus baru di tingkat global, yakni sebesar 880 ribu kasus. Di mana di antaranya, yakni 450 ribu kasus atau lebih dari 50 persen disumbangkan oleh India, Brasil, dan Turki.