REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam surat Al Kahfi, terdapat sejumlah pemuda yang tidur di dalam gua (Ashabul Kahfi). Kisah ini terjadi sebelum zaman Nabi ﷺ. Namun mengapa Allah SWT menetapkan mereka tertidur?
Dilansir dari laman Masrawy pada Kamis (22/4), Syekh Mutawalli Asy Syarawi dalam tafsirnya menggambarkannya sebagai kisah semua orang yang melarikan diri dari penindas yang mencoba memaksa mereka untuk tidak percaya kepada Allah, sehingga mereka melarikan diri dari agama mereka dan bersembunyi di sebuah gua.
Allah SWT berfirman, اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka." (QS Al Kahfi ayat 13).
Dia menyatakan bahwa mereka yang berada dalam gua bukanlah orang-orang yang lemah. Mereka merupakan pemuda yang percaya kepada Allah, dan iman mereka senantiasa dikuatkan. Dan ini yang dilakukan Allah SWT kepada orang yang memiliki iman yang benar dan kuat.
Hal ini berdasarkan firman-Nya, وَالَّذِيْنَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَّاٰتٰىهُمْ تَقْوٰىهُمْ, "Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi ketakwaan mereka" (QS Muhammad 17).
Syekh Syarawi menjelaskan rasa kantuk yang panjang pada pemuda di dalam gua itu. Dia menyatakan, Allah SWT menghilangkan kebutuhan pencarian pada makanan dan minuman dari kehidupan mereka. Hal ini karena proses pencarian tersebut dapat membuat mereka dalam bahaya.
Untuk itu Allah SWT memberikan keamanan dengan rasa kantuk, sehingga mereka tidak akan ditemukan, mereka juga tidak merasakan berjalannya waktu, dan tidak membutuhkan makanan dan minuman. Allah menyelamatkan mereka dari kesusahan duniawi.
Sumber: masrawy