Jumat 23 Apr 2021 10:18 WIB

Korea Utara Kembali Impor Barang dari China

Korut sempat menghentikan impor barang dari China akibat pandemi Covid-19

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Bendera Korea Utara.
Foto: Flickr
Bendera Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG — Korea Utara (Korut) telah membuka kembali perdagangan dengan China, di mana negara itu melanjutkan penerimaan barang secara resmi setelah satu tahun tidak dilakukan karena situasi pandemi virus corona jenis baru (Covid-19). 

Pengangkutan barang dengan kereta api dan kapal tidak dilakukan secara bebas dari China sejak dimulainya pandemi pada Januari 2020. Perbatasan Korut ditutup, termasuk dengan Negeri Tirai Bambu sepanjang 880 mil, yang menyebabkan dampak ekonomi bagi negara terisolasi itu. 

Baca Juga

Banyak warga Korut yang mencari nafkah dengan berdagang barang dari China, termasuk pedagang kecil yang menyelundupkan barang melintasi perbatasan, saat itu tidak memiliki cara untuk menghidupi diri mereka sendiri. Apa yang disebut sebagai ‘penyelundupan resmi’ dalam skala yang lebih besar oleh perusahaan pemerintah, secara khusus yang berfungsi sebagai alat untuk menghindari sanksi juga dihentikan tiba-tiba.

Dengan tidak adanya impor yang masuk, harga pangan di Korut meroket. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, harga sudah mulai mengalami penurunan karena badan-badan yang dikelola pemerintah baru-baru ini mulai membawa bahan makanan dari China. 

"Sejak bulan lalu, kegiatan penyelundupan lintas batas yang dijalankan oleh perusahaan perdagangan yang dikelola negara dimulai kembali secara bertahap," ujar seorang warga Korut di Provinsi Pyongan Utara, dilansir RFA, Jumat (23/4).

Dimulainya kembali aktivitas penyelundupan resmi melalui laut tampaknya menunjukkan bahwa pihak berwenang Korut bersiap untuk secara resmi melanjutkan perdagangan dengan China dan membuka kembali perbatasan kedua negara. Meski protokol karantina darurat nasional belum dicabut di daerah perbatasan, tetapi bea cukai Dandong dan Sinuiju dilaporkan segera dibuka kembali.

RFA melaporkan awal bulan ini bahwa kereta barang China yang memuat 300 ton jagung di Dandong memasuki Korea Utara melalui Sinuiju dalam perjalanan ke Ibu Kota Pyongyang. Itu adalah pengiriman kereta api internasional pertama ke Korea Utara sejak Januari 2020.

Minimnya impor di Korea Utara tidak hanya berdampak pada masyarakat miskin. Warga elite di Pyongyang juga harus hidup tanpa kemewahan barang-barang asing tertentu.

Laporan itu mengatakan coklat, buah kering, Coca-Cola dan impor dari China telah muncul kembali di toko grosir di Pyongyang setelah berbulan-bulan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement