Jumat 23 Apr 2021 13:52 WIB

Imigrasi Diingatkan tak Sembarangan Izinkan WNA Masuk

Imigrasi diminta update informasi terkait negara dengan kasus Covid-19 yang tinggi.

Red: Indira Rezkisari
 Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni di Gedung DPR RI minta pihak imigrasi tidak mudah beri izin WNA dari negara yang kasus virus coronanya sedang tinggi.
Foto: dpr
Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni di Gedung DPR RI minta pihak imigrasi tidak mudah beri izin WNA dari negara yang kasus virus coronanya sedang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengingatkan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM jangan sembarangan mengizinkan masuk warga negara asing (WNA) ke Indonesia. Terutama kalau kondisi Covid-19 di negara asal WNA masih sangat mengkhawatirkan.

"Ketika kasus Covid-19 di satu negara tengah melonjak, justru kewaspadaan kita harus dinaikkan," kata Sahroni di Jakarta, Jumat (23/4).

Baca Juga

Hal itu dikatakannya terkait kedatangan 127 WNA asal India pada Kamis (22/4). Kedatangan tersebut terjadi ketika kasus Covid-19 di India sedang meningkat yaitu mencapai 300 ribu kasus per hari.

Sahroni mengatakan terkait kondisi di India sedang terjadi lonjakan kasus Covid-19 secara drastis sehingga seharusnya imigrasi memperbaharui informasi dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi. "Imigrasi juga harus lebih berhati-hati dalam menerima WNA asal India. Jangan sampai menyebabkan lonjakan kasus juga di Indonesia," ujarnya.

Politikus Partai NasDem itu juga meminta pihak imigrasi selalu "update" dengan informasi dan kondisi Covid-19 di semua negara. Menurut dia, kalau memang kasus Covid-19 di satu negara sedang tinggi, maka status pembatasannya harus dinaikkan, mulai dari pengetatan, hingga pelarangan masuk.

"Kalau memang kasusnya sedang naik, harusnya pembatasannya lebih ketat. Ini tidak lain untuk melindungi warga dan para tenaga kesehatan di dalam negeri yang juga belum usai perjuangan melawan pandemik Covid-19," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement