REPUBLIKA.CO.ID SURABAYA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta muatan balik tol laut harus terus dioptimalkan. Hal itu disampaikan Menhub saat melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (24/4).
Dalam kunjungan kerjanya, Menhub menggelar rapat di Terminal Pelabuhan Tanjung Perak dengan sejumlah pemangku kepentingan.
“Program tol laut ini memang harus kita lakukan dengan sistematis dan konsisten. Saya melihat bahwa ada dua daerah yang sudah berhasil melaksanakan ini. Yaitu Morotai dan Dobo. Mengapa dikatakan berhasil? karena ada suatu keseimbangan antara muatan barang yang dibawa dari Surabaya maupun sebaliknya. Saya ingin daerah lain bisa mencontoh keberhasilan ini,” kata Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengungkapkan, kedatangannya ke Surabaya ingin memastikan program tol laut berjalan dengan baik. Karena mayoritas awal pergerakan tol laut adalah dari Surabaya.
Menhub menjelaskan, dari 30 pergerakan tol laut yang ada saat ini, sebanyak 16 kapal pergerakannya berasal dari surabaya.
Menhub mengapresiasi, produktivitas dari tol laut secara umum, dimana terdapat sejumlah peningkatan jumlah pelabuhan dari 72 pelabuhan pada tahun 2019, saat ini sudah bertambah menjadi 106 pelabuhan. Selain itu pada tahun ini juga terdapat penambahan trayek tol laut menjadi 30 trayek.
Menhub mengungkapkan, tujuan dari program tol laut yang dirintis sejak tahun 2015 adalah untuk mengurangi disparitas harga antara wilayah barat dan timur Indonesia. Serta untuk melancarkan distribusi logistik, khususnya kebutuhan pokok, ke daerah tertinggal, terluar, terdalam dan perbatasan (3TP).
Kesempatan UMKM
Lebih lanjut Menhub meminta para operator baik Pelindo I s.d IV, Pelni, dan operator lainnya memberikan kesempatan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bisa memanfaatkan pengiriman barangnya melalui kapal tol laut.
“Saya sudah minta Dirjen Perhubungan Laut untuk mengkoordinasikan ini bersama para operator. Kita ingin fasilitasi para pelaku UMKM dengan baik, agar mereka juga bisa mendapatkan manfaat dari subsidi yang diberikan pemerintah melalui program tol laut,” kata Menhub.
Menhub mengatakan, dengan memfasilitasi para pelaku UMKM untuk memanfaatkan pengiriman barangnya dengan kapal tol laut, akan semakin meningkatkan eksistensi dan daya saing produk/barang UMKM.
“Lebih dari 50 persen pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Kalau kita bisa fasilitasi dengan baik. Daya saing mereka akan bertambah karena subsidi (tol laut) diterima langsung oleh saudara kita para pelaku UMKM,” ucap Menhub.
Menhub meminta para operator untuk memikirkan skema bagi UMKM agar bisa memanfaatkan pengiriman barangnya melalui kapal tol laut.
“Para pelaku UMKM tidak mungkin memborong 1 kontainer. Untuk itu perlu dipikirkan suatu cara seperti membuat suatu paket, misalnya: paket 100 kg, atau paket 500 kg. Artinya di dalam satu kontainer 20 ton itu, bisa dikumpulkan beberapa barang dari para pelaku UMKM,” ungkap Menhub.
Menhub tidak ingin kapal tol laut dimonopoli suatu perusahaan tertentu, sehingga para pelaku UMKM yang sesungguhnya membutuhkan subsidi dari program tol laut tidak mendapatkan subsidi tersebut.
Pada kesempatan yang sama Menhub juga membagikan masker kepada para penumpang serta meninjau penerapan GeNose di Pelabuhan Tanjung Perak.
Pemeriksaan GeNose di Pelabuhan Tanjung Perak dikenakan biaya sebesar Rp 30 ribu. Lokasi pelayanan GeNose terletak di area depan Gapura Surya Nusantara dengan waktu operasional hari Senin - Sabtu mulai pukul 13.00-20.00 WIB. Penerapan GeNose di Pelabuhan Tanjung Perak dimulai sejak tanggal 16 April 2021. Hingga tanggal 23 April 2021, pengujian GeNose di Pelabuhan Tanjung Perak sudah dilakukan ke total 558 orang.
Selain di Pelabuhan Tanjung Perak, penerapan GeNose sebagai alat penyaringan (screening) kesehatan para pelaku perjalanan orang dalam negeri juga sudah dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta serta Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.