REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Busrul Iman mengungkapkan antusiasme investor domestik yang memilih saham perusahaan sebagai instrumen investasi. Hal itu seiring manajemen Bank Jatim yang mengambil langkah positif dengan membeli saham berkode BJTM tersebut.
Busrul menjelaskan, berdasarkan komposisi kepemilikan saham Seri B BJTM, hingga maret 2021 tercatat investor domestik mendominasi kepemilikan saham BJTM sebesar 50,2 persen dengan jumlah investor sebanyak 64.634 investor. "Sedangkan sebesar 49,8 persen dimiliki investor asing dengan jumlah investor sebanyak 219 investor," kata Busrul di Surabaya, Selasa (27/4).
Busrul melanjutkan, dari jumlah investor domestik, sebesar 43,5 persen dimiliki individu, sedangkan sisanya dimiliki oleh institusi. Hal ini, kata dia, menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat domestik secara umum terhadap Bank Jatim semakin meningkat. Busrul Iman pun meyakini perusahaan yang dipimpinnya memiliki prospek yang cerah di 2021.
“Sesuai dengan kinerja keuangan Maret 2021, kinerja Bank Jatim menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun sebelumnya. Total aset tercatat Rp.89,65 triliun atau tumbuh 28,58persen (yoy)" ujar Busrul.
Selain itu, tambah Busrul, laba bersih Bank Jatim tercatat Rp. 448 miliar atau tumbuh 2,20 persen (yoy). Sepanjang triwulan I 2021, penyaluran kredit Bank Jatim tercatat Rp. 41,73 triliun atau tumbuh 8,63 persen (yoy). Sedangkan dana pihak ketiga tercatat Rp. 76,09 triliun atau tumbuh secara signifikan mencapai 31,72 persen.
"Berdasarkan kinerja tersebut, kami optimistis dapat mencapai target kinerja keuangan di akhir tahun 2021," kata Busrul
Busrul mengaku, beberapa langkah telah disiapkan dalam upaya mendukung pencapaian target tersebut. Salah satunya adalah penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang akan dimulai lagi pada tahun ini dengan plafond Rp 1 triliun. Selanjutnya, Bank Jatim juga akan berusaha meningkatkan market share untuk kredit multiguna yang saat ini masih sebesar 60 persen.