Selasa 27 Apr 2021 19:28 WIB

Satgas: Kasus Covid-19 di Dunia Terus Meningkat

Kasus positif maupun kematian akibat Covid-19 mengalami tren kenaikan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.
Foto: Satgas Covid-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, perkembangan kasus Covid-19 di tingkat global baik kasus positif maupun kematian mengalami tren kenaikan. Berdasarkan data global dan analisis yang dihimpun WHO, saat ini terdapat lima negara dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di dunia.

Kelima negara itu antara lain Amerika Serikat sebanyak 6.812.645 kasus dengan klasifikasi jenis transmisi penularan besar di masyarakat. Di India sebesar 2.882.513 kasus dengan klasifikasi jenis transmisi kemunculan klaster-klaster kasus. Ketiga, di Brasil sebanyak 1.099.201 kasus dengan klasifikasi jenis transmisi penularan besar di masyarakat. Keempat, Prancis sebanyak 995.421 dengan klasifikasi jenis transmisi penularan besar di masyarakat. Kelima, Turki sebanyak 506.899 dengan klasifikasi jenis transmisi penularan besar di masyarakat.

“Kondisi global di mana baik kasus positif maupun kematian cenderung mengalami tren kenaikan,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (27/4).

Wiku mengatakan, globalisasi membuat negara-negara saling terkait satu sama lain sehingga penularan virus pun tak mengenal batas teritorial negara. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa mutasi virus Covid-19 yang ditemukan di negara lain dan saat ini pula juga telah ditemukan di Indonesia.

Kenaikan jumlah kasus di dunia ini juga akan berimbas pada peningkatan potensi penularan kasus antarnegara. Meskipun saat ini Indonesia justru termasuk negara dengan kondisi kasus Covid-19 yang cenderung terkendali, namun Indonesia tengah dihadapkan pada tantangan baru penanganan Covid-19.

“Yaitu seiring dengan masuknya kita ke dalam periode bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang sangat terkait dengan tradisi mudik atau bepergian yang berpotensi meningkatkan penularan antardaerah,” jelas Wiku.

Karena itu, pemerintah memutuskan kebijakan pembatasan mobilitas nasional dan internasional yang akan masuk ke Indonesia guna mencegah kasus impor antarnegara maupun antardaerah.

“Inilah saatnya masyarakat saling bahu membahu untuk memberikan sumbangsihnya, untuk mempertahankan kondisi kasus yang cenderung stabil, bahkan terus menekan angka kasus aktif dan kematian,” ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement