Rabu 28 Apr 2021 22:48 WIB

Smart Hospital Jadi Cara Sektor Kesehatan Hadapi New Normal

Era New Normal yang menuntut rasa dan nyaman butuh digitalisasi Rumah Sakit

Petugas kesehatan di Rumah Sakit merawat pasien yang diduga terpapar virus corona (ilustrasi). Era New Normal yang menuntut rasa dan nyaman butuh digitalisasi Rumah Sakit
Foto: The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Hando
Petugas kesehatan di Rumah Sakit merawat pasien yang diduga terpapar virus corona (ilustrasi). Era New Normal yang menuntut rasa dan nyaman butuh digitalisasi Rumah Sakit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Schneider Electric menggelar diskusi media virtual bertajuk “Hadapi Era Normal Baru Melalui Penerapan Teknologi Smart Hospital”, Rabu (28/4). Diskusi ini fokus pada digitalisasi rumah sakit yang menjadi solusi efektif dalam memenuhi ekspektasi masyarakat di era normal baru yang menuntut rasa aman dan nyaman lebih dari sebelumnya. 

Digitalisasi rumah sakit, dalam hal ini, harus dapat mengintegrasikan sistem manajemen bangunan, tata udara, listrik dan asset (peralatan medis dan layanan konsumen) untuk dapat menghasilkan wawasan real-time berbasis data yang dapat membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif dan tepat sasaran. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman terbaik dalam hal keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya. 

Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Kuntjoro Adi Purjanto  mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menjadi sebuah titik balik bagi sektor kesehatan di seluruh dunia. Tidak hanya dituntut untuk dapat menjadi garda terdepan dalam penanganan virus baru dimana dibutuhkan banyak observasi medis untuk penanganan yang tepat, namun di sisi lain juga harus memastikan kesiapan inftrastruktur, sarana dan prasarana rumah sakit untuk menghadapi lonjakan pasien. 

"Belum lagi harus menghadapi ketakutan masyarakat umum akan potensi penyebaran virus Covid-19 melalui udara di lingkungan rumah sakit, yang sebenarnya di dalam infrastruktur

rumah sakit telah dipersiapkan untuk mengantisipasi hal tersebut,” ucap dia dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/4).

Ia mengatakan untuk memperkuat infrastruktur operasional, sejak beberapa tahun terakhir sektor rumah sakit juga sudah mulai mengarah pada penerapan teknologi smart hospital. Ke depannya, digitalisasi ini akan semakin dibutuhkan di era normal baru. Manajemen rumah sakit perlu memetakan strategi digitalnya dengan lebih komprehensif untuk dapat memaksimalkan keamanan, efisiensi operasional dan menciptakan pengalaman terbaik bagi pasien dan keluarganya.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Ahli Elektro Indonesia Achmad Sutowo Sutopo mengatakan dalam perencanaan digitalisasi infrastruktur, manajemen rumah sakit harus memiliki perencanaan mekanikal dan elektrikal yang terintegrasi. “Memastikan suplai listrik yang memadai 24/7 tanpa adanyagangguan, pengaturan sistem tata udara yang baik, perencanaan pemeliharaan berkala terhadap sarana dan prasarana rumah sakit, serta jaminan keselamatan pasien dari bahaya listrik dan kebakaran merupakan tujuan utama dalam digitalisasi infrastruktur rumah sakit. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh sistem tersebut sehingga dapat menciptakan satu data lake yang dapat dianalisa secara menyeluruh dan melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kegagalan yang berdampak terhadap keamanan dan keselamatan pasien dan tenaga medis,” ungkap dia.

Lebih lanjut Achmad Sutowo juga menegaskan pentingnya membuat desain infrastruktur digital yang dapat mendukung ekspansi di masa depan, dan memilih penyedia teknologi yang memungkinkan sistem platform terbuka untuk dapat mengakomodasi integrasi yang komprehensif antar sistem dan memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk melakukan pengawasan dan pengendalian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement