Jumat 30 Apr 2021 17:30 WIB

Ingat India, Wagub: Jangan karena Divaksin Lupa Prokes

Mobilitas masyarakat di Sumbar perlihatkan kenaikan di akhir pekan

Rep: Febrian Fachri/ Red: A.Syalaby Ichsan
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy
Foto: Republika/Febrian Fachri
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy

REPUBLIKA.CO.ID,SOLOK- Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy meminta masyarakat berkaca dari ledakan kasus covid di India. Kasus covid di India bahkan sudah disebut sebagai tsunami karena banyaknya korban berjatuhan.

Audy meminta warga Sumbar agar kembali disiplin protokol kesehatan bila tidak ingin bernasib sama dengan yang dialami warga India."Jangan mentang mentang sudah di vaksin lupa akan prokes. Kasus Covid-19 di India saat ini tidak terbendung, bahkan banyak yang menyebut terjadi tsunami covid-19 di sana. Salah satu penyebabnya adalah lengah karena merasa aman setelah vaksinasi covid-19," kata Audy di Solok, belum lama ini.

Audy melihat saat ini mobilitas masyarakat di Sumbar mengalami eskalasi kenaikan terutama pada akhir pekan. Begitu juga di pusat perbelanjaan di bulan Ramadhan ini.

Tak hanya itu, sudah ada beberapa daerah yang masuk ke dalam kategori zona merah di Sumbar. Dia mencontohkan, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Agam, dan daerah lainnya.

Belum lagi kata Audy di daerah provinsi tetangga, seperi Riau, Jambi dan Bengkulu, khususnya daerah Sumatra yang juga termasuk daerah rawan Covid-19."Presiden sangat kekhawatiran terkait mudik, kita harus berkaca pada India yang merasa sukses kemudian terjadi pelonggaran. Untuk itu agar mudik betul-betul dilarang dan diperketat di setiap perbatasan," ucap Audy.

Wagub Sumbar berharap setiap Bupati Walikota se-Sumbar bisa melakukan percepatan penangan covid-19 ini di setiap daerahnya. Ia mengingatkan ketika covid tidak terkendali, akibatnya dana untuk infrastruktur pembangunan, pendidikan, pertanian, pariwisata dan lainnya, akhirnya terpaksa akan dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement