REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Manajemen Arema FC telah memilih Eduardo Almeida untuk menjadi pelatih tim berjulukan Singo Edan. Pria yang sempat melatih Semen Padang ini akan tiba di Indonesia setelah Lebaran.
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo mengaku, proses perekrutan pelatih baru itu tidak mudah. Manajemen harus melalui sejumlah tahapan rumit hingga akhirnya pelatih tiba di Indonesia.
"Karena itu, para suporter harus bersabar," kata Ruddy kepada wartawan di Kota Malang, Selasa (4/5).
Menurut Ruddy, perekrutan pelatih baru harus melalui penentuan terlebih dahulu. Selanjutnya, manajemen akan mengirimkan surat penawaran kepada pelatih yang diminati. Manajemen harus menunggu konfirmasi penawaran tersebut dari pelatih yang sudah ditunjuk. "Idealnya tiket keberangkatan adalah sepekan setelah visa keluar," jelasnya.
Calon pelatih baru harus melaksanakan tes usap (swab test) terlebih dahulu sebelum berangkat ke Indonesia. Saat tiba di Indonesia, pelatih asal Portugal tersebut harus menjalani isolasi selama sepekan. Setelah itu, pelatih baru bisa diterbangkan kembali ke Malang untuk melatih Arema FC.
Saat tiba di Malang, Eduardo tidak serta-merta bisa langsung melatih tim. Ia harus menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu selama tiga hari sesuai aturan Pemkot Malang. Berdasarkan tahapan tersebut, Ruddy memperkirakan, Eduardo baru bisa melatih tim pada 21 Mei 2021.
Meskipun belum ada izin kompetisi, Arema FC tetap mempersiapkan segala hal. Sebab, Ruddy meyakini, Liga 1 akan digulirkan sesuai pernyataan Ketua Umum PSSI M Iriawan beberapa waktu lalu. "Kami tetap persiapan dengan patokan tanggal yang ditetapkan itu," jelas Ruddy.
Di sisi lain, persiapan yang Arema FC lakukan merupakan hasil dari mengikuti klub-klub sepak bola lainnya. Sejumlah tim seperti Persela Lamongan, PSIS Semarang, dan Persebaya Surabaya tetap melaksanakan persiapan, meskipun belum ada izin kompetisi Liga 1. Sebab itu, selagi menunggu pelatih kepala tiba, proses latihan Arema FC untuk sementara dikelola oleh asisten.