Kamis 06 May 2021 06:31 WIB

Sandiaga tak Ingin Sektor Pariwisata Jadi Penularan Covid-19

Seluruh destinasi wisata wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menegaskan tak ingin sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai bagian dari peningkatkan penularan Covid-19.  (ilustrasi)
Foto: Dok. Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menegaskan tak ingin sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai bagian dari peningkatkan penularan Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menegaskan tak ingin sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai bagian dari peningkatkan penularan Covid-19. Sebaliknya, Sandiaga menyebut sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai bagian upaya memulihkan ekonomi nasional.

Karena itu, seluruh destinasi wisata maupun sentra ekonomi kreatif wajib menerapkan protokol kesehatan. "Caranya agar ekonomi kita pulih, adalah dengan patuh terhadap protokol kesehatan, itu pesan yang ingin saya sampaikan secara jelas," ujar Sandiaga dalam Webinar Kominfo bertajuk Hari Raya Datang Prokes Harus Tetap Kencang, Rabu (5/5).

Baca Juga

Sandiaga mengatakan demikian, sebagai respon terhadap pihak yang menyebut sektor wisata berpotensi menjadi peningkatan penularan kasus Covid-19. Padahal, kata Sandiaga, Pemerintah secara tegas, seluruh sektor termasuk parekraf, wajib menerapkan protokol kesehatan.

Ia menjelaskan, sekalipun nantinya ada destinasi wisata dibuka di tengah pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, wisata ini dibuka untuk wisatawan lokal di daerah tersebut dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Karena banyak yang membentur-benturkan, kita mudik nggak boleh, kok wisata boleh, saya bilang narasinya tunggal, narasinya menekan penularan Covid dan menghilangkan risiko Covid," kata Sandiaga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement