Jumat 07 May 2021 05:22 WIB

Uni Eropa akan Buka Pintu Bagi Wisatawan Israel

Hanya warga asing yang sudah divaksin Covid-19, yang dibolehkan masuk ke UE.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga menggunakan masker berjalan di Market Square Bruges selama masa lockdown guna mencegah penyebaran coronavirus atau COVID-19, Belgia, Rabu (13/5). Pembatasan selama masa lockdown akibat pandemi COVID-19 membuat sektor pariwisata mengalami penurunan pengunjung di beberapa Negara di Eropa menjelang musim panas atau musim berlibur.
Foto: AP / Virginia Mayo
Warga menggunakan masker berjalan di Market Square Bruges selama masa lockdown guna mencegah penyebaran coronavirus atau COVID-19, Belgia, Rabu (13/5). Pembatasan selama masa lockdown akibat pandemi COVID-19 membuat sektor pariwisata mengalami penurunan pengunjung di beberapa Negara di Eropa menjelang musim panas atau musim berlibur.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Uni Eropa (UE) menambahkan Israel ke dalam daftar negara yang diizinkan untuk berkunjung ke benua biru tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang terpukul oleh pandemi Covid-19.

Pembukaan kembali untuk turis Israel dilakukan ketika UE berupaya untuk mengurangi larangan pada perjalanan yang tidak penting dari negara asing. Sebelumnya, eksekutif UE merekomendasikan pelonggaran pembatasan perjalanan mulai bulan depan. Dengan pelonggaran ini diharapkan dapat menarik wisatawan asing dan kembali menggeliatkan industri pariwisata.

Baca Juga

Proposal pelonggaran terbaru dari Komisi Eropa diajukan pada Senin (1/5). Proposal ini membutuhkan persetujuan dari 27 negara anggota UE.

Dalam proposal tersebut, hanya warga asing yang sudah divaksin Covid-19, yang dibolehkan masuk ke UE. Selain itu, mereka berasal dari negara-negara dengan situasi epidemiologis yang baik.

"Saatnya menghidupkan kembali industri pariwisata dan persahabatan lintas batas dengan aman," tulis Presiden Komisi Ursula von der Leyen di Twitter.

Di bawah batasan saat ini, hanya pendatang dari tujuh negara, termasuk Australia dan Singapura yang dapat memasuki UE pada hari libur. Mereka tetap harus menjalani karantina atau tes virus corona ketika tiba di UE.

Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan, proposal itu diharapkan dapat disetujui pada bulan ini sehingga industri pariwisata bisa segera dibuka. "Kami ingin ini dilakukan sebelum perjalanan musim panas massal dimulai," ujarnya.

Pembatasan perjalanan karena Covid-19 telah menimbulkan kerugian besar pada industri pariwisata di UE. Jika proposal baru disetujui, maka negara-negara UE tertentu diharapkan dapat mengikuti pendekatan bersama yang baru.

Langkah-langkah lain untuk mendukung pariwisata musim panas ini, yaitu mengizinkan perjalanan bagi warga dari sesama negara anggota UE yang telah memegang sertifikat hijau. Sertifikat itu membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi, memiliki tes Covid-19 negatif atau memiliki kekebalan setelah pulih.

"Sertifikat hijau, untuk pemerintah Luksemburg adalah salah satu elemen yang akan memungkinkan kami untuk kembali ke keadaan normal secepat mungkin," kata Perdana Menteri Xavier Bettel.

Komisi UE merekomendasikan agar orang-orang yang telah diinokulasi penuh dengan vaksin yang diakui UE, dapat masuk dari negara mana pun. Komisi juga mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi jika memutuskan untuk mengizinkan wisatawan asing dari negara ketiga.

Untuk membatasi risiko mengimpor varian virus korona baru, Komisi UE  mengusulkan "rem darurat" baru. Rem darurat ini akan memungkinkan diberlakukannya pembatasan perjalanan dengan cepat dari negara-negara yang situasi kesehatan memburuk secara tajam. Negara-negara UE akan meninjau situasinya setiap dua minggu.

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement