Senin 10 May 2021 15:34 WIB

Pria di Jakarta Meninggal Sehari Setelah Vaksinasi Covid-19

Sebelum meninggal, ia mengeluhkan sakit di kepalanya yang tidak bisa diredam.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pemuda di Jakarta Timur meninggal dunia sehari setelah divaksinasi Covid-19.
Foto: Pixabay
Seorang pemuda di Jakarta Timur meninggal dunia sehari setelah divaksinasi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria bernama Trio Fauqi Virdaus (22 tahun) meninggal dunia, Kamis (6/5). Pemuda yang tinggal di Duren Sawit, Jakarta Timur, sehari sebelum meninggal baru saja menerima suntikan vaksin Covid-19.

Kakak Trio, Viki, menceritakan, adiknya mendapat suntikan vaksin pada Rabu (5/5). Lalu Trio tiba di kediamannya pada Rabu sore. Trio sempat mengeluhkan tidak enak badan kepada keluarga seusai divaksinasi Covid-19.

Baca Juga

Kondisi kesehatan Trio bukannya semakin membaik pada Rabu malam. Semakin waktu berjalan, Trio mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun. Trio juga mengeluhkan sakit di bagian kepala. Viki menyebut ibunya sempat menganjurkan Trio supaya lekas pergi ke dokter atau minum obat penurun panas.

"Adik saya tidak mau dibawa ke dokter karena merasa takut. Adik saya khawatir kenapa-kenapa kalau minum obat padahal baru divaksin," kata Viki kepada Republika, Senin (10/5).

Namun lantaran rasa sakit tak segera hilang, Viki mendapati adiknya akhirnya berusaha ke dokter pada Rabu malam. Trio rencananya akan ditemani kawannya ketika ke dokter.

"Awalnya maunya diantar Vika, kakak almarhum juga, yang berhalangan saat itu. Akhirnya diantar kawannya ke klinik, tapi pas sampai di sana sudah tutup," ujar Viki.

Rasa sakit yang dialami Trio terus menjalar. Trio tak lagi sanggup menahan rasa sakitnya pada Kamis (6/5) pagi. Viki mengungkapkan adiknya sampai harus berteriak lantaran sulit meredam rasa sakit di bagian kepalanya. Demam pada tubuh Trio juga belum reda saat itu bahkan cenderung naik.

"Almarhum adik saya teriak-teriak kepalanya terasa mau pecah. Bahkan sampai ada kejang itu ibu saya lihat. Saya lihat juga tangannya menggenggam, dan napasnya seperti sulit," ujar Viki.

Keluarga lalu berusaha melarikan Trio ke rumah sakit terdekat pada Kamis siang. Sebuah rumah sakit bersalin sayangnya tak sanggup merawat Trio lalu merujuknya ke rumah sakit yang lebih besar. "Sudah dibawa ke rumah sakit lain, tapi apa boleh buat, adik saya ketika diperiksa dokter ternyata sudah meninggal," pungkas Viki.

Kini pihak keluarga menuntut transparansi dari pemerintah soal penyebab meninggalnya Trio usai divaksinasi. Sebab pihak keluarga masih heran dan bingung dengan alasan meninggalnya Trio. "Harapan kami mendapat kejelasan akan hal ini seterang-terangnya," harap Viki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement