REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menyatakan tidak ada larangan dan batasan bagi siapapun untuk melakukan silaturahim saat lebaran Idul Fitri tiba. Hanya saja, dalam situasi pandemi Covid-19 ini, ia menyarankan agar silaturahim dilakukan secara daring.
"Jadi namanya silaturahim kan penting ya, apalagi jelang lebaran ini, tetapi kita harus tahu bahwa silaturahim itu sudah ada mekanisme lain yang dibantu teknologi, silaturahim virtual lebih saya anjurkan," ungkapnya dalam pesan suara, Senin (10/5).
Umat Islam, lanjutnya, kerap kali menjadikan libur Idul Fitri sebagai momentum untuk berkumpul bersama, bahkan menggelar acara keluarga seperti halal bihalal. Hanya saja di masa pandemi ini, lagi-lagi ia mengingatkan agar masyarakat atau siapapun ikut berperang untuk mengurangi penyebaran virus corona.
"Jadi halal bihalal virtual juga lebih saya anjurkan, karena situasi ini mengharuskan kita berperang untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19 yang itu bawa oleh manusia, kalau manusianya (pergi) sana-sini potensi virus ini menyebar besar, oleh karena itu literasi harus dibangun tokoh-tokoh masyarakat, oleh pemerintah, oleh tokoh agama," tuturnya.
Saat ini, tambahnya, sudah banyak aplikasi dan media untuk membantu silaturahim dalam lingkup besar. Misalnya melalui Zoom, Google Meet, WhatsApp video call dan masih banyak lainnya. "Jadi kita tetap menjalin silaturahmi, dan tetap menjaga agar kegiatan silaturahim tidak malah merugikan keluarga yang kita sayangi," jelasnya.
Sedangkan mengenai tradisi lain yang menyertai di hari lebaran seperti bagi-bagi makanan atau THR, menurutnya tidak masalah. Karena penyebaran virus yang terbukti hanya melalui kontak langsung atau droplet. Namun demikian, Dicky tetap menyarankan agar meminimalisir kontak fisik secara langsung.