Jumat 14 May 2021 15:50 WIB

Kaburnya Pendapatan Petani Mawar Tabur

Petani mawar tabur mengaku pandemi dan larangan mudik mempengaruhi pendapatan mereka.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Taburan bunga di makam. Ilustrasi
Foto:

Hal ini diakui pula pengepul bunga mawar tabur asal Randusari, Kota Semarang, Muslih (54). Menurutnya, pada momentum lebaran –biasanya—harga bunga mawar tabur di tingkat petani bisa melonjak lebih dari 10 kali lipat di Bandungan.

Kalau harga normal di luar momentum lebaran memang berkisar Rp 30 ribu hingga 35 ribu per tenggok. Namun, saat lebaran bisa mencapai Rp 350 ribu. “Pedagang masih bisa mengambil untung dari harga di tingkat petani tersebut,” ungkapnya.

Muslih juga mengakui, dua kali lebaran terakhir memang harga bunga mawar tabur tidak sebagus lebaran sebelum masa pandemi. Karena produksinya cukup melimpah tetapi permintaannya berkurang.

Bahkan, dua hari sebelum momentum lebaran, biasanya ia sudah ‘berebut’ mencari petani dengan para pedagang dan pengepul yang akan membawa Bungan mawar tabur dari Bandungan ke  Jawa Timur dan Jawa Barat, seperti Ngawi, Nganjuk dan Cirebon.                   

“Sekarang tidak lagi, momentum lebaran kali ini baik petani maupun pengepul seperti saya pun juga tidak dapat meraup untung lebih banyak dari bunga mawar tabur ini,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement