REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia menyatakan pelaksanaan vaksinasi gotong royong yang dibayar secara mandiri oleh perusahaan akan dimulai pada Selasa (18/5). Proses vaksinasi akan diberlakukan di Jabodetabek terlebih dahulu yang diikuti oleh industri manufaktur.
"Hari Selasa kita mulai di 20 titik, termasuk di wilayah Jababeka. Ada juga sentra vaksinasi gotong royong yang disiapkan khusus untuk UMKM," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani, kepada Republika.co.id, Ahad (16/5).
Sejauh ini terdapat lebih dari 20 ribu perusahaan yang terdaftar di Kadin. Vaksin gotong royong ditargetkan bisa menjangkau 20 juta karyawan pada tahun ini agar proses pemulihan ekonomi bisa mulai berjalan.
Rosan menjelaskan, vaksin gotong royong masih terpusat di wilayah Jabodetabek karena sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN. Pasalnya, wilayah tersebut merupakan zona merah yang sekaligus terdapat industri manufaktur dengan jutaan pekerja.
Selain itu, Rosan mengatakan, jumlah dosis vaksin yang baru tersedia juga belum banyak. "Memang yang diminta untuk sektor manufaktur dulu, karena vaksin yang tersedia baru 480 ribu dosis," kata dia.
Jenis vaksin yang digunakan tidak boleh sama dengan vaksin yang dipakai dalam program pemerintah. Vaksin gotong royong rencananya menggunakan Sinopharm dan CanSino dengan harga total Rp 1 juta untuk satu orang dengan dua kali penyuntikan.
Ia memastikan program tersebut 100 persen gratis untuk para karyawan yang perusahaannya telah mendaftar. Biaya pembelian vaksin ditanggung penuh oleh perusahaan. "Itu juga yang kita sampaikan bahwa ini 100 persen gratis tidak dibebankan kepada pekerja," katanya.