REPUBLIKA.CO.ID, SELANDIA BARU -- Pendorong (booster) Rocket Lab Electron yang membawa dua satelit komersial gagal mencapai orbit Sabtu (15/5). Peluncuran ini mengalami anomali hanya beberapa menit setelah lepas landas.
Kegagalan terjadi kurang dari tiga menit setelah peluncuran dari Rocket Lab’s Launch Complex 1 di Semenanjung Mahia Selandia Baru. Ada yang tidak beres dengan tahap kedua penyalaan mesin. Dua satelit pengamat Bumi untuk perusahaan BlackSky, yang diatur oleh perusahaan Spaceflight dinyatakan hilang.
“Sebuah masalah dialami selama peluncuran hari ini, yang mengakibatkan hilangnya misi. Kami sangat menyesal kepada pelanggan peluncuran kami BlackSky dan Spaceflight,” tulis Rocket Lab dalam pernyataan di Twitter setelah kegagalan tersebut, dilansir dari Space, Ahad (16/5).
“Masalah terjadi tak lama setelah penyalaan tahap kedua,” katanya lagi.
Sebuah kamera yang dipasang di titik atas Electron menunjukkan tahap pemisahan 2 menit 35 detik setelah penerbangan, diikuti oleh apa yang tampak seperti penyalaan singkat dan gerakan menyamping yang tajam sebelum mematikan. Rocket Lab mengkonfirmasi hilangnya telemetri dari roket empat menit setelah lepas landas.
Kegagalan peluncuran Sabtu (15/5) menyusul kegagalan peluncuran pada Juli 2020. Peluncuran Electron pertama Rocket Lab pada 2017 gagal mencapai orbit karena masalah telemetri. Selain penerbangan tersebut, Rocket Lab telah melihat 18 peluncuran yang sukses.
Rocket Lab meluncurkan pendorong Electron setinggi 58 kaki (18 meter) pada pukul 07:11 pagi EDT setelah lebih dari satu jam penundaan. Misi tersebut adalah penerbangan ke-20 perusahaan dan dijuluki “Running Out of Toes” untuk menandai pencapaian tersebut.