Senin 17 May 2021 15:15 WIB

Bayi Palestina yang Selamat dari Gempuran Jet Israel

Bayi Omar berhasil selamat ketika 10 anggota keluarganya gugur dalam serangan Israel

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Israel meluncurkan ratusan roket ke wilayah Gaza.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Israel meluncurkan ratusan roket ke wilayah Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Seorang bayi dilaporkan selamat, ketika 10 anggota keluarganya gugur dalam serangan jet Israel pada Sabtu (15/5) lalu. Serangan Israel menghantam kamp pengungsi Palestina ketika sejumlah keluarga tengah merayakan Idul Fitri, Sabtu (15/5) lalu.

Di kamp pengungsi al-Shati pada pagi Idul Fitri, jet Israel menghantam sebuah bangunan yang menewaskan 10 anggota keluarga Palestina, termasuk delapan anak.

Baca Juga

Saudara tiri pemilik rumah, Muhammed al-Hadidi mengaku lemas dan terkejut dengan serangan Israel yang tanpa peringatan.

"Mereka mengenakan pakaian Idul Fitri dan pergi untuk merayakannya dengan paman mereka, sama seperti anak-anak yang tidak bersalah lain. Mereka merayakan Idul Fitri. Pasukan Israel menargetkan rumah tanpa peringatan sebelumnya," kata Muhammed al-Hadidi, saudara tiri dari pemilik rumah, dikutip laman Middle East Eye, Senin (17/5).

Bangunan tiga lantai yang ditargetkan oleh F16 Israel tanpa peringatan itu adalah milik keluarga Abu Hatab. Sementara penghuninya sedang tidur saat fajar.

Hadidi kehilangan istrinya dan tiga dari lima anaknya dalam serangan itu. Namun ia bersyukur, bayinya yang berumur lima bulan berhasil diselamatkan. Adapun anak Hadidi yang kelima masih hilang di bawah puing-puing.

"Saya terkejut ketika saya menerima berita itu. Saya lumpuh dan ngeri dan jatuh ke tanah menangis," kata Hadidi di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.

"Istri dan anak-anakku berada di rumah saudaranya ketika serangan udara Israel benar-benar merobohkan gedung," ujarnya menambahkan.

Serangan udara membunuh istri Hadidi dan tiga anak, yakni Osama (6 tahun), Abdulrahman (8 tahun), dan Suhaib (14 tahun). Sepupu anak-anak dari keluarga Abu Hatab juga terbunuh dalam serangan itu, termasuk Yamen (5 tahun), Bilal (10 tahun), Yusuf (11 tahun), dan Mariam (15 tahun), selain itu seorang wanita berusia 31 tahun, Yasmeen Hassan juga turut menjadi korban.

Merasa sedih

Saksi mata melaporkan bahwa tubuh korban di bawah puing-puing sebelum dipindahkan ke rumah sakit. Ketika dia mengkonfirmasi identitas anak-anaknya yang meninggal di rumah sakit, Hadidi menerima berita bahwa bayinya Omar, masih hidup.

"Aku sangat sedih karena aku merasa mati lemas ketika aku tahu bahwa aku telah kehilangan istri dan tiga anak-anakku, tetapi pada saat yang sama, aku merasa bahwa saya keluar dari kebahagiaan mengetahui bahwa bayiku, Omar tidak mati. Itu adalah momen yang langka," katanya.

Juru bicara tentara Israel, Avichay Adraee mengatakan dalam sebuah cicitan di Twitter bahwa tentara pertahanan menargetkan sejumlah pejabat Hamas di dalam sebuah apartemen yang digunakan sebagai gedung teroris di kamp pengungsi al-Shati. Menurutnya, insiden itu masih “di bawah”. pemeriksaan”.

"Ini adalah rumah aman yang hanya berisi dua wanita dan anak-anak mereka. Apa yang dilakukan anak-anak ini? Bagaimana pendudukan kriminal ini bisa membom mereka? Apa alasannya kali ini? kata Khaled al-Hadidi, dari anggota keluarga lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement