REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah perusahaan rintisan (startup) Eropa menyempurnakan teknologi yang akan dikirim ke bulan untuk membuat oksigen dari tanah bulan. Ini sebagai bagian dari misi demonstrasi European Space Agency (ESA) 2025.
Space Applications Services yang berbasis di Belgia sedang membangun tiga reaktor eksperimental di bawah kontrak dengan ESA yang diumumkan pada Rabu (12/5). Reaktor akan digunakan untuk menyempurnakan proses pembuatan oksigen untuk diuji di bulan sebagai bagian dari misi demonstrasi pemanfaatan sumber daya (ISRU) yang direncanakan pada 2025.
Dilansir dari Space, Selasa (18/5), mesin pembuat oksigen akan mengandalkan proses FFC Cambridge, yang awalnya dikembangkan pada akhir 1990-an untuk ekstraksi langsung titanium dari titanium oksida. Proses-dinamai menurut penemunya George Chen, Derek Fray dan Thomas Farthing dan Universitas Cambridge di Inggris.
Di lingkungan bulan, techno ini akan memecah regolith bulan, yang diketahui mengandung hingga 45 persen oksigen, menjadi paduan logam dan oksigen murni. Kotoran bulan dalam proses ini digunakan sebagai Katoda, elektroda tempat arus listrik memasuki sel elektrolitik, melepaskan oksigen dalam prosesnya.
Oksigen buatan menjadi kunci untuk mempertahankan kehadiran manusia jangka panjang di objek langit manapun. Paduan logam yang tertinggal setelah ekstraksi oksigen juga tidak akan terbuang percuma. Di masa depan, logam yang tertinggal dapat digunakan untuk membuat komponen untuk pengkalan bulan atau stasiun Mars, misalnya dengan pencetakan 3D.
Selain metode Cambridge FFC, Space Applications Services juga mencari teknik lain untuk ekstraksi oksigen dari tanah bulan: reduksi hidrogen ilmenit. Ilmenit adalah bijih kaya titanium yang ditemukan di beberapa daerah bulan.
Teknik reduksi melibatkan pemanggangan regolith dalam wadah tertutup bersama dengan gas hidrogen. Dengan adanya panas, oksigen dari ilmenite bereaksi dengan hidrogen dan membentuk uap air, yang kemudian dapat dipecah menjadi oksigen dan hidrogen.
Selain menopang awak, oksigen dan hidrogen yang diproduksi di bulan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk misi yang menjelajah lebih dalam ke tata surya, misalnya ke Mars.
“Layanan Aplikasi Luar Angkasa baru-baru ini menyelesaikan fase desain awal peralatan untuk misi 2025, yang untuk pertama kalinya akan mendemonstrasikan produksi end-to-end oksigen dan air dari sumber daya bulan lokal,” perwakilan perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan.