Rabu 19 May 2021 13:58 WIB

AS Ingin Pastikan Bandara Internasional di Kabul Aman

Keamanan bandara perlu dipastikan agar AS dan sekutu Eropa bisa pertahankan kedubes

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berjalan melewati bangkai kendaraan usai serangan bom di Kandahar, Kabul, Afghanistan, Kamis (19/1).
Foto: AP/Allauddin Khan
Tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berjalan melewati bangkai kendaraan usai serangan bom di Kandahar, Kabul, Afghanistan, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Mark Milley mengatakan AS dan dunia internasional berupaya untuk memastikan keamanan bandara di Kabul. Hal ini bertujuan agar Amerika Serikat dan sekutu Eropa dapat mempertahankan kedutaan besar di Afghanistan.

"Kami sedang mengerjakan perincian tentang bagaimana mengamankan bandara, bagaimana mendukung militer Afghanistan mengamankan bandara, dan negara-negara yang bersedia berkontribusi untuk melakukan itu," kata Milley.

Baca Juga

Presiden AS Joe Biden menargetkan untuk menarik semua pasukan di Afghanistan pada 11 September. Penarikan pasukan AS ini dikhawatirkan dapat mengobarkan konflik internal antara pemerintah Afghanistan yang didukung secara internasional, dan kelompok pemberontak Taliban.

Milley mengatakan keamanan bandara adalah salah satu kunci untuk mempertahankan kehadiran diplomatik di Afghanistan. Dia mengatakan  kepala pertahanan NATO membahas masalah keamanan bandara Kabul dalam pertemuan di Brussel pada Selasa (18/5).

Namun keputusan tentang penempatan pasukan keamanan oleh masing-masing negara di bandara akan dibahas lebih lanjut. Milley menolak untuk berspekulasi tentang jumlah pasukan internasional yang akan dikerahkan di bandara.

"Saya pikir NATO dan lainnya sedang mengerjakan itu dalam berbagai kelompok kerja untuk melihat berapa jumlah pastinya. Angka-angka itu tidak diketahui sekarang," kata Milley.

Pemerintahan Biden telah menekankan bahwa AS akan tetap berkomitmen untuk mencapai perdamaiam di Afghanistan. AS telah melakukan upaya diplomasi, termasuk upaya untuk mendorong perjanjian perdamaian antara Kabul dan Taliban. Upaya diplomasi ini akan terhambat jika Amerika Serikat dan sekutu Eropa tidak dapat membuka kedutaan besar karena ancaman keamanan di Afghanistan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement