REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono terkait Palestina terus menuai kritik. Teranyar, Sekretaris Jenderal Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Kusyairi Suhail yang menyayangkan munculnya pernyataan dan sikap dari mantan ketua umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang juga mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono.
"Pak Hendropriyono sepertinya lupa dengan isi Pembukaan UUD 45 yang jelas-jelas menyebut, 'Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan'," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (20/5).
Kusyairi menambahkan, proklamator kemerdekaan Indonesia sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, juga sudah menyebut dengan tegas bahwa Israel adalah penjajah. Karena itu, dahulu Presiden Sukarno telah menggariskan sikap bangsa Indonesia dengan tidak mengundang Israel dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955, juga dalam ajang Asian Games di Jakarta pada 1962.
"Bahkan, Bung Karno menegaskan selama Israel masih menjajah dan Palestina tidak merdeka, maka Indonesia tidak akan membuka hubungan dengan Israel," ujarnya.
Pandangan dan sikap bangsa Indonesia tentang konflik Palestina dan Israel seperti ini, Kusyairi menambahkan, juga telah diwarisi oleh presiden-presiden Indonesia selanjutnya. Termasuk Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang dengan jelas dan gamblang membela serta mendukung perjuangan Palestina serta menolak penjajahan Israel.
Selain itu, mayoritas elemen bangsa dan ormas-ormas moderat, seperti NU, Muhammadiyah, Persis, IKADI, PUI, Mathlaul Anwar, dan lain-lain telah menunjukkan sikap yang sejalan dengan para pendahulu bangsa, yaitu menolak kejahatan kemanusiaan dan penjajahan oleh Israel atas Palestina.
"Kemudian sebagai bangsa, yang mayoritas Muslim, apa kita juga lupa atau tidak mengimani firman Allah dalam surat al-Hujuraat ayat 10, 'Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara'," ucapnya.
Di dalam ayat ini, Kusyairi menyampaikan, Allah SWT tidak membatasi wilayah teritorial, bangsa, suku atau etnis, selagi mukmin. Maka di mana pun, di Palestina, di Australia, di Afrika, di Amerika dan lain-lain, mereka adalah saudara seagama.
"Dalam hadits sahih, Nabi SAW mengibaratkan orang-orang beriman di mana pun itu, ibarat satu tubuh, ketika ada salah satu organ tubuh yang sakit, organ tubuh yang lain pun ikut merasakan sakit. Maka, tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Palestina ini harus menjadi momentum untuk memperbaiki dan mempertegas wawasan kebangsaan kita," ujarnya.