Kamis 20 May 2021 21:29 WIB

Kisah Pilu Keluarga Al Hadidi di Gaza

Empat anak al-Hadidi meninggal akibat serangan Israel di Gaza.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
 Seorang Palestina memeriksa puing-puing rumahnya yang hancur setelah serangan udara Israel, di Kota Gaza, 19 Mei 2021.
Foto: EPA/MOHAMMED SABER
Seorang Palestina memeriksa puing-puing rumahnya yang hancur setelah serangan udara Israel, di Kota Gaza, 19 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Di dalam rumah sakit Gaza, seorang ayah, Mohammad al-Hadidi menggendong bayi laki-lakinya bernama Omar. Itu hanya satu-satunya anaknya yang masih hidup, setelah serangan udara Israel menewaskan istri, dan empat putranya lainnya di malam hari.

"Saya tidak memiliki siapa pun yang tersisa di dunia selain kamu," kata ayah berusia 37 tahun itu, dilansir dari laman Alarabiya pada Kamis (20/5).

Baca Juga

Setelah serangan, petugas penyelamat menarik anak berusia lima bulan itu dari pelukan ibunya, yang sudah meninggal pada Sabtu (15/5) pagi. Salah satu kaki bayi mungil itu retak di tiga tempat.

Sementara, semua anaknya yang lain, Suhayb (13) Yahya (11) Abderrahman (8) dan Osama (6) meninggal dalam pemboman itu bersama dengan ibu mereka Maha Abu Hattab (36).

"Mereka telah pergi untuk mencari Tuhan, kami tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi," kata ayah yang berduka itu sambil terisak.

"Kita akan segera bertemu mereka, kamu dan saya. Oh Tuhan, biarlah tidak terlalu lama," lanjutnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement