Jumat 21 May 2021 18:01 WIB

PUPR Bangun Infrastruktur Terpadu Dukung Kawasan Borobudur

Terdapat tiga hal untuk mendukung kawasan sekitar Candi Borobudur.

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah wisatawan berada di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Selasa (18/5/2021). Setelah ditutup dari tanggal 8-17 Mei 2021 guna pengendalian Penyebaran COVID-19 TWC Borobudur kembali dibuka untuk kunjungan wisata pada Selasa (18/5/2021).
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Sejumlah wisatawan berada di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Selasa (18/5/2021). Setelah ditutup dari tanggal 8-17 Mei 2021 guna pengendalian Penyebaran COVID-19 TWC Borobudur kembali dibuka untuk kunjungan wisata pada Selasa (18/5/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penataan kawasan dan pembangunan infrastruktur terpadu untuk mendukung pelestarian kawasan Borobudur sebagai Situs Warisan Budaya Dunia. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan terdapat tiga hal untuk mendukung kawasan sekitar Candi Borobudur. 

 

Basuki mengatakan, yang pertama yakni akses jalan tol maupun non tol sehingga akan mempermudah wisatawan menuju kawasan pariwisata Borobudur. "Ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai akan mengubah wajah kawasan," kata Basuki dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (20/5). 

 

Lalu kedua yakni Kementerian PUPR telah memberikan bantuan dengan membangun sebanyak 785 pondok wisata (homestay). Basuki mengatakan, bantuan diberikan dengan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di sepanjang koridor tempat pariwisata sekaligus mendorong pengembangan usaha. 

Selanjutnya ketiga, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya membangun jaringan perpipaan untuk mendukung Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Borobudur dengan kapasitas 30 liter perdetik. Begitu juga dengan 300 Sambungan Rumah (SR), pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di 12 Desa yang dilaksanakan melalui program padat karya serta penataan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan seluas 12,5 hektare untuk pengelolaan persampahan skala regional.

 

Untuk mendukung upaya pelestarian dengan memberikan penanda fisik pada titik strategis jalur masuk ke Kawasan Budaya Borobudur, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ditjen Cipta Karya membangun empat gerbang. "Keemoatnya ini Gerbang Blondo sebagai pintu masuk dari arah Semarang, Gerbang Palbapang dari arah Yogyakarta, Gerbang Kembanglimus dari arah Purworejo, dan Gerbang Klangon dari arah Kulon Progo," jelas Basuki. 

 

Selain itu dilakukan pemindahan area parkir dan pedagang dari zona 2 di Kompleks Candi Borobudur seluas 8,4 hektare ke zona 3 di Lapangan Kujon seluas 10,74 hektare. Basuki mengtakan, kawasan Pasar Seni Borobudur di Kujon akan dilengkapi dengan pelataran, kios cindera mata atau kuliner, miltipurpose hall, galeri edukasi, taman batu, lansekap/hutan tanaman langka, ruang kreatif, feeder shuttle, area parkir, dan pendopo. 

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penataan kawasan DPSP Borobudur dan wilayah Joglosemar memerlukan  penanganan berkelanjutan. Khususnya dengan memperhatikan rencana induk secara terpadu. 

 

"Untuk itu diperlukan sinergi yang baik antara Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sehingga diharapkan Destinasti Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur menjadi pariwisata berkualitas," ujar Luhut. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement