Senin 24 May 2021 16:35 WIB

Polusi Udara Picu Risiko Tekanan Darah Tinggi pada Anak

Peneliti dari American Heart Association mengungkapkan dampak polusi udara pada anak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Anak-anak melihat Pelabuhan Malahayati yang diselimuti kabut asap di Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, Senin (23/9/2019). Polusi udara berdampak buruk bagi kesehatan anak.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Anak-anak melihat Pelabuhan Malahayati yang diselimuti kabut asap di Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, Senin (23/9/2019). Polusi udara berdampak buruk bagi kesehatan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Studi terkini yang dilakukan oleh para peneliti dari American Heart Association (AHA) telah menemukan dampak buruk lain dari polusi udara. Paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada anak.

Hipertensi tersebut bisa dikembangkan ketika masa kanak-kanak atau saat kelak dewasa. Sebelumnya, sejumlah studi juga menganalisis seperti apa ancaman polusi udara terhadap kesehatan fisik, mental, dan perkembangan otak pada anak-anak.

Baca Juga

Peneliti studi AHA, Yao Lu, menjelaskan bahwa riset yang dia gagas bersama tim meninjau penelitian sebelumnya. Khususnya, untuk menilai kualitas dan besarnya hubungan antara polusi udara serta nilai tekanan darah di antara anak-anak dan remaja.

"Temuan ini memberikan bukti hubungan positif antara paparan jangka pendek dan jangka panjang terhadap polutan udara lingkungan tertentu dan tekanan darah pada anak-anak dan remaja," ungkap Lu, dikutip dari laman ConsumerAffairs, Senin (24/5).

Untuk memahami dampak polusi udara terhadap tekanan darah anak-anak, para peneliti menganalisis 14 penelitian sebelumnya. Studi terdahulu mencakup data lebih dari 350 ribu anak berusia antara lima tahun sampai 13 tahun.

Mereka berfokus pada paparan polutan seperti nitrogen dioksida, partikel kasar, serta partikel halus di udara (PM2.5). Tim juga menganalisis lamanya waktu anak-anak terpapar berbagai polutan dan peranan paparan itu terhadap kondisi kesehatan anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement