Kamis 27 May 2021 15:11 WIB

Biden Minta Intelijen AS Ungkap Asal Covid-19

Biden minta China kerja sama dengan penyelidikan asal-usul pandemi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
 Presiden Joe Biden.
Foto: AP/Andrew Harnik
Presiden Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan pejabat intelijen AS melipatgandakan upaya untuk menyelidiki asal-usul pandemi Covid-19. Dia meminta badan intelijen melaporkan kembali dalam 90 hari.

Biden mengarahkan laboratorium nasional AS untuk membantu penyelidikan dan komunitas intelijen untuk menyiapkan daftar pertanyaan khusus untuk Pemerintah China. Dia meminta China bekerja sama dengan penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemi.

Baca Juga

Sebelum desakan Biden muncul, Partai Republik, termasuk mantan presiden Donald Trump, telah mempromosikan teori bahwa virus muncul dari kecelakaan laboratorium China. Mereka mengesampingkan laporan penyebaran virus secara alami melalui kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi di Wuhan, China.

Biden dalam sebuah pernyataan mengatakan, mayoritas komunitas intelijen telah bersatu di sekitar dua skenario itu. "Tidak percaya ada informasi yang cukup untuk menilai satu lebih mungkin daripada yang lain," ujarnya.

Presiden AS ini mengungkapkan bahwa dua lembaga condong ke arah hubungan hewan dan satu lebih condong ke teori virus berasal dari lab dengan masing-masing dengan keyakinan rendah atau sedang.

"Amerika Serikat juga akan terus bekerja dengan mitra yang berpikiran sama di seluruh dunia untuk menekan China agar berpartisipasi dalam penyelidikan internasional berbasis bukti yang penuh, transparan, dan untuk memberikan akses ke semua data dan bukti yang relevan," kata Biden.

Mengenai asal mula pandemi, pakar imunologi dan penasihat virus corona Gedung Putih, Anthony Fauci, mengatakan bahwa dia dan sebagian besar komunitas ilmiah lainnya percaya bahwa skenario yang paling mungkin terjadi adalah kejadian alami. "Namun, tidak ada yang tahu bahwa 100 persen pasti," ujarnya.

"Dan, karena ada banyak kekhawatiran, banyak spekulasi, dan karena tidak ada yang benar-benar tahu itu, saya yakin kami memang membutuhkan jenis investigasi di mana ada transparansi terbuka dan semua informasi yang tersedia, tersedia, untuk diteliti," kata Fauci berkata dalam sidang Senat pada Rabu.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, sehari sebelumnya mengatakan, pemerintah mendukung penyelidikan baru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China. Dia menekankan bahwa penyelidikan yang efektif akan mengharuskan China meningkatkan dan mengizinkan akses yang diperlukan untuk menentukan asal-usul pandemi, dilansir dari AP, Kamis (27/5).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement