REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Denmark, seperti beberapa negara Eropa lainnya, telah mengalami tingkat vaksinasi Covid-19 yang lebih rendah di antara populasi Muslimnya. Untuk mengatasi sikap kritis, Dewan Kesehatan Nasional telah bersekutu dengan para imam dan organisasi Islam membujuk umat Islam untuk divaksinasi.
Dalam sebuah buklet, yang diterbitkan di halaman Institut Serum Negara, kesalahpahaman dan konspirasi yang menghalangi Muslim untuk mendapatkan vaksinasi disangkal satu per satu. Misalnya, memastikan tidak ada alasan untuk takut vaksin mengandung alkohol, gelatin dari babi atau sel dari janin, juga tidak ada alasan percaya suntikan itu dapat merusak DNA dan kesuburan.
Dalam kata pengantar buklet tersebut, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom menekankan ribuan pertanyaan tentang Covid-19 telah terjawab. Selain profesional medis, beberapa jawaban didasarkan pada interpretasi Alquran.
“Organisasi Muslim yang mendukung buklet ini sangat menghormati fakta ada banyak tafsir ajaran Islam dan tafsir yang muncul di sini tidak dimiliki oleh semua orang. Oleh karena itu, setiap individu didorong berdialog dengan rohaninya masing-masing, konselor dan profesional kesehatan," kata Naveed Baig, seorang imam rumah sakit dan kontributor buklet, menulis di kata pengantar.