REPUBLIKA.CO.ID, PORTO -- Chelsea melakukan persiapan maksimal menuju final Liga Champions musim 2020/21. The Blues menghadapi Manchester City di Estadio Do Dragao, Porto, Ahad (30/5) dini hari WIB.
Beberapa jam lagi, pertandingan tersebut, berlangsung. Skuat polesan Thomas Tuchel bahkan sudah berlatih adu tendangan penalti.
Sejatinya, pasukan Stamford Bridge ingin menghindari momen tersebut karena lebih baik menang pada waktu normal. Namun, latihan seperti itu merupakan bentuk antipasi.
Tuchel mengakui, mereka tak mampu mensimulasikan tekanan dan kelelahan yang dirasakan seperti di pertandingan sesungguhnya. "Sejujurnya (pelatihan adu penalti), sangat fantastis. Ini dalam hal kualitas para penendang. Saya belum pernah melihat yang seperti ini, tak ada kesalahan dalam 20 penalti berturut-turut," kata juru taktik berkebangsaan Jerman itu, dikutip dari standard.co.uk, Sabtu (29/5).
Ia telah mengidentifikasi siapa saja penendang utama Chelsea. Namun tetap saja, ia tak bisa memastikan para pemain yang terakhir berada di lapangan.
Duel ketat diperkirakan bakal terjadi. Tak hanya 90 menit, bisa juga hingga 120 menit.
"Jadi kami harus sangat waspada. Tapi kami siap, apabila laga harus menuju adu penalti, kami menghadapinya secara bersama-sama," ujar Tuchel.
Sebelumnya, final Liga Europa menunjukkan skenario serupa. Duel antara Villarreal kontra Manchester United tak bisa diselesaikan hingga 120 menit.
Pada babak adu penalti, Villarreal menjadi pemenang. Tuchel memperhatikan hal itu.
Chelsea pun memiliki kenangan manis dalam sesi tersebut. Pada musim 2011/12, the Blues pertama kalinya menjadi juara Liga Champions.
Saat itu, awak London Biru bertemu Bayern Muenchen. Duel di Allianz Arena, berkesudahan imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu. Didier Drogba dan rekan-rekan lantas jadi pemenang di sesi adu penalti.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/infografis/final-liga-champions-manchester-city-vs_210529053457-615.jpg)