ECOWAS berpendirian bahwa transisi, yang akan berakhir dengan pemilihan pada Februari, tetap dipimpin oleh sipil. Setelah menyetujui pada Oktober untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan setelah kudeta terhadap Keita, ECOWAS mengatakan dalam sebuah deklarasi, wakil presiden transisi dalam keadaan apa pun tidak dapat menggantikan presiden.
Kepala negara ECOWAS dijadwalkan bertemu di Ghana pada Ahad. Mereka dan kekuatan Barat termasuk Prancis dan Amerika Serikat khawatir krisis politik dapat memperburuk ketidakstabilan di Mali utara dan tengah, markas bagi afiliasi regional Alqaidah dan ISIS.
Goita, seorang komandan pasukan khusus berusia 38 tahun, adalah salah satu dari beberapa kolonel yang memimpin kudeta terhadap Keita. Dia menggulingkan Ndaw setelah presiden sementara menunjuk kabinet baru yang mencopot dua dari pemimpin kudeta lainnya dari jabatan kementerian mereka.
Goita mengatakan di televisi nasional dia akan menunjuk perdana menteri baru dari antara anggota koalisi M5-RFP, Jumat malam (28/5). Anggota koalisi M5-RFP memimpin protes terhadap Keita tahun lalu dan berselisih dengan Ndaw dan Ouane selama transisi. Jeamille Bitar, anggota koalisi, mengatakan pilihannya adalah mantan menteri pemerintah Choguel Maiga.