Rabu 02 Jun 2021 11:03 WIB

Wiku Minta Pemda di Pulau Jawa Tekan Kasus Positif Covid-19

Pulau Jawa menyumbang 53 persen kasus positif secara nasional dalam sepekan terakhir.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Warga melintasi mural  bertema COVID-19 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/6/2021). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Provinsi Jawa Barat siaga satu COVID-19 akibat melonjaknya kasus positif COVID-19 pascakebocoran arus mudik dan libur Lebaran 2021.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Warga melintasi mural bertema COVID-19 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/6/2021). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Provinsi Jawa Barat siaga satu COVID-19 akibat melonjaknya kasus positif COVID-19 pascakebocoran arus mudik dan libur Lebaran 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta pemerintah daerah dan masyarakat di provinsi-provinsi di Pulau Jawa agar menekan angka kasus positif dan memperbaiki penanganan kasus. Sebab, Pulau Jawa menyumbang 53 persen kasus positif secara nasional dalam sepekan terakhir ini.

"Untuk itu saya ingin mengimbau kepada khususnya pemerintah daerah dan masyarakat di provinsi-provinsi di Pulau Jawa mohon agar dapat segera memperbaiki penanganan di wilayahnya masing-masing," ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (1/6).

Baca Juga

Dalam satu minggu terakhir ini terdapat penambahan kasus positif baru sejumlah 40.821 kasus. Penambahan ini dikontribusikan oleh lima provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi. Yaitu Jawa Barat naik 7.246 kasus, Jawa Tengah naik 5.568 kasus, DKI Jakarta naik 5.324 kasus, Riau naik 4.737 kasus, dan Kepulauan Riau naik 2.008 kasus.

Wiku yakin, jika provinsi-provinsi di Pulau Jawa mampu memperbaiki penanganan kasus sehingga penambahan kasus positif dapat menurun dalam dua pekan terakhir, maka angka kasus positif di tingkat nasional juga akan turun drastis.

"Jika hal ini terjadi maka Pulau Jawa menjadi kontributor terbesar dalam penurunan kasus, dan itu merupakan prestasi yang sangat baik," ucap dia.

Karena itu, Wiku meminta agar seluruh provinsi di Pulau Jawa melakukan konsolidasi antar wilayah. Penanganan di Pulau Jawa dengan karakteristik wilayah yang mirip perlu ditangani secara bersama-sama sehingga kebijakan yang diterapkan sejalan.

Wiku pun menyarankan agar daerah mampu manfaatkan forum komunikasi seperti forkompinda. Namun komunikasi yang dilakukan tidak hanya di dalam satu wilayah saja, melainkan dengan berbagai wilayah lainnya.

"Dengan adanya forum komunikasi antar wilayah maka dapat menjadi wadah bagi pimpinan daerah di enam provinsi ini untuk bertemu dan bersama-sama merumuskan penanganan terbaik untuk kasus Covid-19 di Pulau Jawa," jelas dia.

Wiku menjelaskan, tingginya kasus positif di Pulau Jawa ini tak lepas dari kondisi jumlah penduduk di pulau ini yang sangat padat, yakni sekitar 145 juta jiwa atau 55 persen dari total penduduk Indonesia. Tak hanya itu, Pulau Jawa juga didominasi oleh kota-kota besar di Indonesia.

"Selain itu mengingat kita baru saja melewati periode Idulfitri, tidak terlepas juga fakta bahwa Pulau Jawa adalah pulau destinasi mudik dengan Jawa Tengah yang menjadi provinsi tujuan mudik terbesar, disusul Jawa Barat dan Jawa Timur," jelas dia.

Sementara, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, terjadi kenaikan angka keterisian tempat tidur atau BOR (bed occupancy ratio) di rumah sakit pascalibur Idulfitri. Kemenkes mencatat, saat ini angka keterisian tempat tidur pasien Covid-19 telah mencapai 25 ribu tempat tidur dari yang sebelumnya sekitar 20 ribu tempat tidur yang terisi.

Hal ini disampaikan Menkes kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat rapat terbatas mengenai perkembangan Covid-19 di Istana Kepresidenan, Jakarta.

“Rumah sakit juga mengalami peningkatan pasien yang masuk dari seluruh kapasitas 72 ribu tempat tidur yang kita miliki. Kemarin sempat sampai di titik terendah sekitar 20 ribuan yang terisi. Nah, sekarang sudah naik angkanya sekitar 25 ribu tempat tidur yang terisi atau naik sekitar 20-25 persen,” jelas Budi.

Kendati demikian, ia memastikan pemerintah masih memiliki kapasitas tempat tidur di rumah sakit yang cukup untuk menampung lonjakan pasien. Budi mengatakan, angka keterisian tempat tidur tidak merata di setiap daerah.

Sejumlah daerah yang memiliki tingkat keterisian tempat tidur yang tinggi yakni di Aceh, sebagian daerah di Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Jambi, sebagian besar Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan juga beberapa daerah di Sulawesi.

Karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta agar daerah memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan oleh masyarakatnya.  

“Pesan kami untuk daerah-daerah yang lonjakannya cukup tinggi, termasuk yang ada di Kudus, tolong tetap disiplin, terutama memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. Sekarang trennya lagi naik, tapi kalau kita disiplin insya Allah harusnya semuanya bisa kita atasi dengan baik,” ujar dia.

 

photo
Waspada Kenaikan BOR di Rumah Sakit Khusus Covid-19 - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement