REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya 11 orang dilaporkan meninggal dunia setelah ledakan bom pinggir jalan mengenai sebuah minivan di barat laut Afghanistan. Tiga dari korban meninggal tersebut merupakan anak-anak.
Pemerintah Provinsi Badghis mengatakan Taliban merupakan pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa ini. Akan tetapi, belum ada pihak mana pun yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom ini. Gubernur Badghis Hesamuddin Shams mengatakan petugas masih mencari jasad lain di sekitar lokasi kejadian, dilansir dari euronews, Ahad (6/6).
Afghanistan merupakan negara yang saat ini masih dilanda perang. Beragam bom dan ranjau darat kerap ditanam oleh pihak pemberontak di negara tersebut.
Dalam tiga bulan pertama di 2021, misi PBB di Afghanistan mencatat ada 1.783 warga yang terbunuh atau terluka di Afghanistan. Angka ini mengalami peningkatan sekitar 29 persen bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kekerasan terjadi seiring dengan kedatangan utusan perdamaian Amerika Serikat untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad dan seorang delegasi dari National Security Council and Department of Defence ke area tersebut. Kedatangan kedua orang tersebut bertujuan untuk memulai serangkaian pembicaraan baru antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Negosiasi di antara Taliban dan perwakilan Afghanistan dimulai sejak September lalu di Doha. Negosiasi ini kemudian dilanjutkan kembali pada awal 2021.
Akan tetapi, pada 13 April 2021, Taliban mengumumkan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan untuk menentukan masa depan Afghanistan sampai semua pasukan militer asing ditarik dari negara tersebut. Sehari sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa dia akan menarik pasukan militer Amerika Serikat dari Afghanistan pada 11 September.
Pada Ahad, ledakan bom pinggir jalan juga terjadi di wilayah barat Kabul. Juru Bicar Kepolisian Kabul Ferdaws Faramarz mengatakan sebuah mobil warga sipil dijadikan target dalam serangan tersebut. Kejadian ini menyebabkan tiga warga sipil luka-luka.