Kamis 10 Jun 2021 05:13 WIB

Surat yang Dibaca Rasulullah Saat Sholat Zhuhur

Beliau membaca sekitar 30 ayat dalam setiap rakaat.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Surat yang Dibaca Rasulullah Saat Sholat Zhuhur
Foto: Republika/Mardiah
Surat yang Dibaca Rasulullah Saat Sholat Zhuhur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ayat dan surat yang dibaca Rasulullah SAW dalam sholat berbeda-beda. Hal ini bergantung pada sholat lima waktu yang beliau kerjakan.

Dikutip dari buku Sifat Shalat Nabi karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani disebutkan pada rakaat pertama dan kedua sholat zhuhur beliau membaca Al Fatihah dan dua surat (masing-masing rakaat satu surat). Beliau lebih memanjangkan bacaan pada rakaat pertama, tidak sebagaimana bacaan pada rakaat kedua (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga

Terkadang beliau memperpanjang bacaan hingga, "Pernah sholat zhuhur sudah mulai didirikan, lalu seseorang pergi ke Baqi, dan buang hajatnya, (lalu ia pulang ke rumahnya), lalu berwudhu, kemudian datang ke masjid, ternyata Rasulullah masih pada rakaat pertama karena panjangnya bacaan beliau," (HR Bukhari dan Muslim).

"Para sahabat mengira Rasulullah melakukan hal tersebut agar orang-orang mendapati rakaat pertama," (HR Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah).

"Beliau membaca sekitar 30 ayat dalam setiap rakaat, sepanjang bacaan surat as-Sajdah (QS. 32: 30 ayat), yang di dalamnya sudah termasuk Al Fatihah" (HR Ahmad dan Muslim).

Terkadang "Beliau membaca surat Was samaa-i wath thaariq (Ath Thariq), Was samaa-i dzaatil buruuj (Al Buruj), Wal laili idzaa yaghsyaa (Al Lail) dan surat-surat yang semisalnya" (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

"Kadang beliau membaca Idzas samaa-un syaqqat (al-Insyiqaq) dan yang semisalnya" (HR Ibnu Khuzaimah).

"Para shahabat mengetahui bacaan Rasulullah pada sholat zhuhur dan ashar dari gerakan jenggotnya" (HR al-Bukhari dan Abu Dawud).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement