Kamis 10 Jun 2021 10:19 WIB

Sekolah Vokasi Panen Ayam Teknologi Closed House

Dengan teknologi closed house, waktu produksi dapat dipersingkat hanya 35 hari saja.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria (kelima dari kanan) melakukan panen raya ayam teaching farm (tefa) modern closed house di Kampus IPB University di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 9/6.
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University, Prof Arif Satria (kelima dari kanan) melakukan panen raya ayam teaching farm (tefa) modern closed house di Kampus IPB University di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 9/6.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Prof Arif Satria, rektor IPB University bersama Wikan Sakarinto, PhD , direktur jenderal  Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia melakukan panen raya ayam teaching farm (tefa) modern closed house di Kampus IPB University di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 9/6.

Ini merupakan panen kedua yang dilakukan Sekolah Vokasi. Setidaknya ada 42.700 ayam yang dipanen pada panen kedua ini. Prof Arif mengatakan, dengan teknologi closed house, waktu produksi dapat dipersingkat dari semula 40 hari menjadi hanya 35 hari saja.

"Hari ini kami bersama Pak Dirjen dan PT Charoen Pokphand Indonesia memanen ayam di salah satu closed house termodern yang ada di Indonesia. Dengan masa panen 35 hari dan bobot mencapai 2,4 kilogram," kata Prof Arif seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Menurutnya, Tefa merupakan etalase percontohan bagi mahasiswa maupun publik untuk belajar peternakan modern yang dikelola secara profesional. Dari sisi ekonomi pun tentu saja menguntungkan.

Ia menilai, hadirnya kandang modern ini sebagai langkah meningkatkan link and match antara kampus dengan industri. "Kita berupaya menciptakan suasana industri di dalam kampus. Hal itu akan semakin mengakrabkan mahasiswa dengan industri sebagai peningkatan kompetensi mahasiswa untuk siap masuk dunia industri.  Karena teknologi yang ada di kampus dan industri bisa setara," katanya.

Kandang modern closed house ini merupakan hasil kerja  sama IPB University dan PT Charoen Pokphand Indonesia. Kandang ini bisa menampung hingga 50.000 ekor ayam. Dilengkapi teknologi pengaturan suhu dan kelembaban udara, membuat proses pemeliharaan dan pengelolaan menjadi efisien.

Senada, Yosef Arisanto, Business Unit Head Kemitraan PT Charoen Pokphand Indonesia mengatakan, closed house membuat kegiatan ternak jadi lebih efisien. Kecepatan tumbuh semakin lebih singkat, biaya untuk menghasilkan bobot satu kilogram lebih rendah serta produktivitas akan semakin meningkat.

Dirjen Diksi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto  PhD sangat mengapresiasi langkah IPB University. Ia menilai implementasi teaching factory dan kampus merdeka merupakan  salah satu yang terbaik di Indonesia. Ia berharap, IPB dapat menjadi lokomotif kemajuan pertanian Indonesia.

"Ini salah satu the best  technologi closed house. Kandang closed house sudah banyak, tapi yang sampai teknologi 4.0 itu kita apresiasi. Maka kalau kita ingin melihat implementasi kampus merdeka yang benar seperti apa, lihatlah IPB University," tuturnya.

Dr Arief Daryanto, dekan Sekolah Vokasi IPB University mengatakan, kandang modern ini juga dilengkapi digital mobile surveillance system (DMSS). Dengan DMSS, kandang dapat dikelola dan memonitoring dari rumah melalui smartphone.

"Nantinya kandang juga akan dilengkapi dengan berbagai sensor canggih seperti untuk mengukur kadar amonia, pertumbuhan berat badan, dan lain sebagainya," terang Dr Arief.

Ia mengatakan, tak hanya closed house, Sekolah Vokasi IPB University juga ke depan akan segera menyelesaikan tefa berupa greenhouse yang diperuntukkan hortikultura, dan membangun fasilitas akuakultur dengan teknologi e-fisheries. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement