REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Gubernur Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah berkunjung ke Provinsi Lampung untuk belajar pengelolaan budi daya dan bisnis udang. Ia menyatakan Lampung sebagai tujuan penyerapan ilmu budi daya udang karena sudah sukses mengekspor udang ke berbagai negara.
Gubernur dan rombongan dari Sumbar akan mengunjungi pengelolaan budi daya udang dan peternakan milik PT Juang Jaya Abdi Alam, Tambak Udang Desa Way Urang di Kabupaten Lampung Selatan, dan tambak udang moderen di Kabupaten Tanggamus. Pengelolaan tambak udang di Lampung dinilai sukses dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
"Kita mau belajar banyak karena Lampung ini sukses dalam perikanan. Lampung juga mampu mencukupi kebutuhan internasional," ujar Mahyeldi Asharullah saat bertemu dengan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Bandar Lampung, Jumat (11/6).
Mahyeldi mengatakan, provinsinya saat ini sedang memulai melakukan budi daya udang namun belum tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Untuk itu, ia mengakui harus belajar banyak dari Provinsi Lampung yang telah lama dan berpengalaman dalam usaha budi daya udang dan pemasarannya hingga mengekspor memenuhi kebutuhan udang internasional.
"Kami memilih Lampung untuk mendapatkan pengalaman, budi daya komoditas udang baru mulai di Sumbar tetapi belum ada RTRW tentang lahan tambak udangnya," ujarnya.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengapresiasi kedatangan gubernur Sumbar dan rombongan yang menjadi Lampung sebagai tempat belajar pengelolaan budi daya udang. Menurut dia, sangat tepat jika gubernur memilih Lampung untuk menyerap pengalaman dalam budi daya udang, karena Lampung unggul dalam pemenuhan kebutuhan udang nasional dan internasional.
"Ketika dalam posisi situasi sulit karena Covid-19 yang berdampak pada ekonomi, namun Lampung tetap dalam posisi aman. Termasuk dalam pemenuhan kebutuhan DKI Jakarta," ujar Arinal, yang pernah menjabat kepala Dinas Kehutanan Lampung.
Mengenai budi daya udang, Arinal menyebutkan, ekspor produk perikanan Provinsi Lampung pada Tahun 2020 sebesar 17.487,8 ton atau senilai Rp 2,305 triliun. Dari jumlah itu, sebesar 85,26 persen dari komoditas ekspor terutama udang. Volume ekspor udang sebesar 14.910,9 ton, dengan negara tujuan ekspor yakni Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Uni Eropa.
Arinal mengatakan, berdasarkan perbandingan volume ekspor perikanan Provinsi Lampung triwulan 1 Tahun 2020 dengan Triwulan I Tahun 2021 terjadi peningkatan volume ekspor sebesar 4,7 persen. Data tersebut menunjukkan komoditas perikanan di Lampung menjadi kegiatan usaha yang menjanjikan dan cenderung stabil meski dalam situasi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih.
Gubernur Sumbar juga berharap selain belajar budi daya udang dan pemasarannya, rombongan juga akan melirik pengelolaan komoditas unggulan lainnya dari Provinsi Lampung yang juga sudah berpengalaman. Diantaranya komoditas singkong, pisang, dan jagung, termasuk peternakan sapi. Pengelolaan perikanan, perkebunan, dan juga peternakan akan menjadi pengalaman berharga baginya untuk diterapkan di Provinsi Sumbar.