Sabtu 12 Jun 2021 00:02 WIB

TNI AD-US Army akan Gelar Latgab Terbesar

Konsep latihan terbesar Garuda Shield muncul dari gagasan Kasad Jenderal TNI Andika P

Rep: Djoko Suceno/ Red: Agus Yulianto
Komandan Kodiklatad, Letjen TNI Putranto saat memberi arahan kepada peserta FPC Garuda Shield 15/2021. (Foto: Penerangan Kodiklatad)
Foto: Dok.
Komandan Kodiklatad, Letjen TNI Putranto saat memberi arahan kepada peserta FPC Garuda Shield 15/2021. (Foto: Penerangan Kodiklatad)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- TNI AD dan US Army akan menggelar latihan gabungan (latgab) terbesar sepanjang sejarah kerja sama kedua negara. Latgab yang diberi nama ‘Garuda Shield 15/2021’ ini akan digelar pada 1-14 Agustus mendatang di daerah latihan yang berada di Kodam II Sriwijaya, Kodam VI Mulawarman, dan Kodam XIV Merdeka.

Untuk mengecek kesiapan kegiatan tersebut, Komandan Kodiklatad, Letjen TNI AM Putranto, yang juga sebagai Komandan Latihan memberikan pengarahan kepada peserta Final Planning Conference (FPC) di Ballroom Hotel Hilton Bandung, Rabu (9/6). Pada hari kedua pelaksanaan FPC, Putranto memberikan, short brief kepada 95 orang peserta perancang latihan yang hadir secara tatap muka dan melalui jaringan video conference tersebut.

 

photo
TNI AD dan US Army akan menggelar latihan gabungan (latgab) terbesar sepanjang sejarah kerja sama kedua negara. - (Dok.)

 

Dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/6) Putranto menjelaskan, kepada para perancang latihan bahwa konsep latihan terbesar Garuda Shield ini muncul dari gagasan Kasad, Jenderal TNI Andika Perkasa. Dia mengatakan, gagasan tersebut sebuah terobosan dalam meningkatkan kerja sama dengan US Army.

"Beberapa penekanan Kasad yang perlu dipedomani dalam penyiapan latihan adalah agar tetap mengutamakan faktor keamanan baik personel dan materiil TNI AD dan US Army, berbagi pengalaman dan menggali pengetahuan dengan prinsip mutual respect dan mutual understanding, serta saling mengenal budaya dari kedua negara," tutur dia.

Menurut Putranto, Latgab Garuda Shield pertama kali digelar pada 2007 dengan materi latihan posko dan Humanitarian Assistance for Disaster Relief. Namun seiring dengan perjalanan hubungan bilateral kedua Angkatan Darat yang semakin berkembang pesat, materi latihan pun bertambah seperti Live Firing Exercise, Command Post Exercise, Aviation Exercise, Medical Exercise, Beach Landing, Airborne, Latihan Pasukan Khusus, hingga Field Training Exercise yang melibatkan gelar beberapa alutsista dari kedua Angkatan Darat. 

Dalam kesempatan tersebut, Putranto berkesempatan membagi pengalaman saat bekerja sama dengan pihak US Army. Diawali pada tahun 1997 saat dia berpangkat kapten mulai terlibat latihan dengan 6th Brigade dari Alaska selama dua  minggu di Joint Readiness Training Center (JRTC) Fort Polk, Amerika Serikat. Kunjungan keduanya ke JRTC dilakukan tahun 2019 saat menjabat sebagai Dankodiklatad dalam rangka Senior Oficer Visit Program.

Pengalaman kunjungan ke JRTC ini, sambung  Putranto, mengilhaminya untuk merancang dan membangun daerah latihan TNI AD yang mumpuni dan dapat menyiapkan prajurit profesional. Pada 2019, dirinya menghadiri simposium internasional Landpower in the Pacific (LANPAC) di Hawaii. Dalam acara tersebut, dia berkesempatan bertukar pikiran dengan Danjen USARPAC, Major General Robert B Brown tentang penyiapan dan pengelolaan daerah latihan.

Sementara itu, Kepala Kantor Kerja Sama Pertahanan Kedubes Amerika Serikat, Colonel Ian Francis,  menyampaikan terima kasih banyak kepada pimpinan TNI AD atas bantuan dan dukungan selama proses perencanaan dan penyiapan latihan, hingga meninjau medan di ketiga daerah latihan yang akan digunakan. “Tim US Army akan selalu bekerja sama dan berkoordinasi dengan rekan penyelenggara latihan TNI AD untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik agar mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan bersama,” tutur dia. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement