REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemprov Jabar terus berupaya menghadirkan ruang publik ikonik di semua daerah. Menurut Kepala Dinas Permukiman dan Perumahan (Diskimrum) Jawa Barat Boy Iman, Pemprov Jabar manargetkan revitalisasi alun-alun ini dapat terlaksana di 27 kabupeten kota hingga 2023 nanti.
"Hal itu sesuai dengan target yang ada di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)," ujar Boy, Senin (14/6).
Saat ditanya soal anggaran, Boy tidak menyebut angkanya. Namun, menurutnya besaran anggaran relatif variatif karena disesuaikan dengan sejumlah hal. Seperti luas alun-alun yang direncanakan beserta fungsi dan perannya. "Serta kearifan lokal dari setiap kabupaten Kota," katanya.
Menurut Boy, program merevitalisasi alun-alun di 27 kabupaten kota tersebut merupakan kegiatan strategis provinsi sebagai bentuk komitmen Gubernur Ridwan Kamil yang telah dituangkan dalam RPJMD.
Hingga 2021 ini, kata dia, pihaknya telah melakukan pembangunan pada alun-alun yang berada beberapa kabupaten kota. "Antara lain Alun-alun di Kota Majalengka, Alun-alun Kejaksan di Kota Cirebon, Alun-alun Kota Kuningan, Alun-alun Kota Sumedang dan Alun-alun di Parigi Pangandaran," kata Boy.
Sedangkan yang sudah fungsional, kata Boy, yaitu Alun-alun Kejaksan di Kota Cirebon, Alun-alun Kota Majalengka dan juga Alun-alun Kota Sumedang. "Serta Alun-Alun Paamprokan di Pangandaran yg merupakan CSR dari salah satu Dunia Usaha di Pangandaran," katanya.
Saat ini, kata Boy, terdapat alun-alun yang masih dalam proses penyelesaian, seperti Alun-alun Parigi di Pangandaran. Selain itu, juga sedang mengejar pembangunan tahap dua di Alun-alun Kota Kuningan. "Dan yang akan berproses yaitu Alun-Alun Kota Ciamis, Kota Garut, dan Kota Bogor," katanya.
Boy pun memastikan Pemprov Jabar di masa kepemimpinan Gubenur Ridwan Kamil sangat rasional dan proporsional dalam pengalokasian anggaran. Selain itu, alokasi anggarannya pun tidak mengganggu kebutuhan-kebutuhan pokok dan dasar lainnya.
"Pemerintah Provinsi tidak memaksakan realisasi dari program (revitalisasi alun-alun) ini, karena tergantung juga dengan perminatan dari kabupaten kotanya," katanya.
Pemprov Jabar, kata dia, memiliki sejumlah harapan dengan hadirnya wajah baru Alun-alun di setiap kabupaten kota kelak. Yang pertama, yaitu terjaganya alokasi lahan terbuka di setiap kota.
Selain itu, kata dia, tersedia ruang publik yang ramah lingkungan dan ramah anak. Termasuk adanya landmark kota yang bisa mencirikan karakter dan budaya kehidupan masyarakat kota itu sendiri.
"Serta menyediakan ruang relaksasi bagi masyarakat untuk meningkatkan imun dan kebahagiaan lahir bathinnya," katanya.
Tidak hanya itu, kata Boy, alun-alun juga sebagai pusat interaksi, dapat menjadi pemicu tumbuhnya usaha masyarakat di sekitaran alun-alun. "Tentunya tanpa merusak tatanan ruang yang sudah direncanakannya," katanya.
Dalam upaya revitalisasi ini pun, bukan tanpa kendala yang dihadapi oleh pihaknya. Terutama lebih pada teknis pelaksanaan.
Mengingat fungsi alun-alun yang akan direvitalisasi saat ini sudah fungsional, sehingga pada saat pelaksanaan masyarakat pengguna tidak sabar untuk memanfaatkannya kembali.
"Dan kondisi pandemi saat ini dapat meminimalisir situasi di lapangan," katanya.
Walaupun dapat meminimalisir kehadiran masyarakat yang sudah tidak sabar untuk memanfaatkan alun-alun, manurut Boy, kondisi Pandemi Covid-19 juga membuat pihaknya harus melakukan sejumlah penyesuaian.
"Misalnya dilakukan (revitalisasi) secara bertahap tanpa mengurangi fungsi, peran serta rancang bangun alun-alun tersebut," kata Boy.