Rabu 16 Jun 2021 04:49 WIB

Finlandia akan Luncurkan Satelit Kayu ke Orbit

Satelit kayu hanya memiliki berat 1 kg.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Satelit  (ilustrasi)
Satelit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI --  Finlandia akan meluncurkan satelit dari kayu. "Satelit kayu" pertama di dunia sedang bersiap untuk diluncurkan tahun ini.

WISA Woodsat, satelit nano yang berukuran 10 kali 10 kali 10 sentimetermenggunakan jenis khusus dari kayu lapis berlapis (disebut WISA) untuk panel permukaannya. Beratnya sekitar 1 kilogram.

Baca Juga

Satelit kayu ini akan diluncurkan sebagai bagian dari misi, yang dirancang oleh Arctic Astronautics, perusahaan Finlandia yang memproduksi perangkat kubusat untuk siswa.  

Tujuan dari misi ini adalah untuk menguji perilaku dan daya tahan panel kayu lapis ini dalam kondisi ruang yang ekstrim dan menilai kesesuaiannya untuk misi masa depan.

Satelit akan dilengkapi dengan dua kamera. Salah satu kamera akan dipasang pada tongkat selfie logam, memungkinkan tim misi untuk mengamati bagaimana permukaan kayu lapis satelit berubah di lingkungan luar angkasa.

"Bahan dasar untuk kayu lapis adalah birch, dan kami menggunakan pada dasarnya sama seperti yang Anda temukan di toko perangkat keras atau untuk membuat furnitur," kata chief engineer Woodsat, Samuli Nymanm, yang juga salah satu pendiri Arctic Astronautics, dilansir di Space, Selasa (15/6).  

 

Jadi bagaimana satelit yang terbuat dari kayu bisa bertahan di luar angkasa? Menurut Nymanm, aluminium oksida, senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk merangkum elektronik, akan membantu mencegah kayu melepaskan gas apa pun di lingkungan luar angkasa.  Ini juga akan melindungi permukaan dari paparan oksigen atom korosif, yang dapat ditemukan di pinggiran atmosfer Bumi.  

Jenis oksigen ini, yang tercipta ketika radiasi UV yang kuat dari matahari membelah molekul oksigen normal, pertama kali ditemukan setelah merusak selimut termal misi awal Pesawat Ulang-alik NASA.

Oksigen atom ini kemungkinan akan menggelapkan panel kayu lapis. Namun satelit, harus bertahan di lingkungan yang ekstrem. Selain pelapisan, para insinyur juga akan menguji berbagai pernis pada bagian kayu.

Selain dua kamera, satelit juga akan membawa satu set sensor tekanan yang akan memantau tekanan di rongga onboard terutama pada hari-hari pertama pesawat ruang angkasa di orbit.

Satelit ini juga akan menjalankan eksperimen yang akan menguji penggunaan bahan plastik konduktif elektrik cetak 3D baru, yang dapat membuka jalan bagi kemungkinan pencetakan 3D onboard di masa depan dari kabel.

Satelit, yang ditenagai oleh sembilan sel surya kecil, akan dilengkapi dengan muatan radio amatir yang memungkinkan para penggemar untuk menyampaikan sinyal radio dan gambar ke seluruh dunia.

Woodsat akan diluncurkan ke orbit kutub  300 dan 370 mil (500 dan 600 kilometer) di roket Electron Rocket Lab pada bulan November tahun ini. UPM Plywood, yang memproduksi kayu lapis, dan perusahaan desain teknologi Huld, adalah mitra dalam proyek tersebut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement