REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menyiapkan ribuan alat tes cepat antigen untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 di klaster perkampungan.
"Saya beli antigen aja 20 ribu buah, kami ingin kejadian di Cisompet, di Pakenjeng dan lain-lain, kami melakukan tes antigen," kata Bupati Garut Rudy Gunawan di Garut, Jumat (18/6).
Ia menuturkan wabah COVID-19 di Garut masih terjadi yang saat ini penyebarannya merata, tidak hanya di perkotaan melainkan hingga perkampungan yang ada di wilayah selatan Garut.
Pemkab Garut, kata dia, langsung menerjunkan tim medis untuk memeriksa kondisi kesehatan masyarakat yang terpapar maupun yang kontak fisik dengan pasien positif COVID-19 guna mendeteksi penularannya. Dengan adanya pemeriksaan secara massal itu, kata dia, diharapkan kasus COVID-19 di Garut bisa terdeteksi sesegera mungkin.
Dari tes antigen secara massal tersebut, terjadi lonjakan kasus yang cukup tinggi, yakni dalam satu hari dilaporkan 400 orang terkonfirmasi positif COVID-19. "Hampir 400 orang terdeteksi terkonfirmasi, masyarakat dites antigen, saya tidak mau mengambil risiko, semua dites antigen," ucapnya.
Ia berharap upaya tes cepat antigen bagi masyarakat Garut itu agar dapat diketahui secara dini orang yang terpapar positif COVID-19, sehingga tidak berkeliaran dan menularkan ke orang lain, terutama warga yang tidak menunjukkan gejala, akan mempercepat terjadinya penularan kepada orang lain, karena tidak melakukan isolasi.
"Tahu dia positif, jadi dia harus memahami, tidak boleh merugikan orang lain, jadi kalau tidak dites antigen dia tidak tahu dirinya OTG, lalu berjalan ke sana kemari," katanya.
Satgas Penanganan COVID-19 Garut pada Kamis (17/6) melaporkan bahwa kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 416 orang tersebar di sejumlah kecamatan, termasuk dari klaster perkampungan.
Secara keseluruhan sejak ditetapkan darurat COVID-19, kasus konfirmasi positif COVID-19 di Garut sebanyak 13.783 kasus, dari jumlah tersebut, 2.935 kasus isolasi mandiri, 544 kasus isolasi di rumah sakit, 9.703 kasus dinyatakan sembuh, dan 601 kasus meninggal dunia.