Senin 21 Jun 2021 01:25 WIB

Anak Gajah Sumatera Lahir di Suaka Margasatwa Padang Sugihan

Seekor anak gajah jantan lahir di Pusat Latihan Gajah Suaka Margasatwa Padang Sugihan

Seekor anak gajah jantan lahir dari induk bernama Sabana di Pusat Latihan Gajah (PLG) Jalur 21 Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, pada hari Jumat (18/6).
Foto: KLHK
Seekor anak gajah jantan lahir dari induk bernama Sabana di Pusat Latihan Gajah (PLG) Jalur 21 Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, pada hari Jumat (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seekor anak gajah jantan lahir dari induk bernama Sabana di Pusat Latihan Gajah (PLG) Jalur 21 Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, pada hari Jumat (18/6). Kelahiran ini menjadi kabar gembira atas keberhasilan upaya konservasi di Indonesia.

Secara morfometri, gajah tersebut lahir sehat dan lengkap bagian tubuhnya, memiliki panjang badan 114 cm, tinggi bahu 75 cm, lingkar dada 109 cm, panjang belalai 22 cm, panjang ekor 60 cm, keliling telapak kaki depan dan belakang 43 cm, dan berat badan 82 kg (berat normal).

Perkembangan bayi gajah tersebut akan dimonitor paramedis PLG Jalur 21 dengan dibantu drh. Erni Suyanti dari BKSDA Bengkulu Lampung, bersama mahout dan Polhut Resor Konservasi Wilayah XV. Bayi gajah diberikan antiseptik untuk mencegah infeksi pada tali pusar serta pengendalian dari virus-virus yang dapat menyerang gajah-gajah berumur kurang dari 10 tahun.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, menyatakan bahwa kelahiran satwa seperti ini menunjukkan kondisi ekosistem SM Padang Sugihan tersebut cukup nyaman untuk terjadinya perkembangbiakan.

“Itulah salah satu usaha yang sedang dibangun, dan saya berterima kasih kepada semua jajaran UPT Ditjen KSDAE se-Indonesia, agar kita terus menjaga dan meningkatkan kualitas ekosistem kita, yang dicirikan oleh kehadiran satwa-satwa langka ini yang terus berkembang biak di habitatnya,” ujar Wiratno, dalam keterangan pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ahad (20/6).

Wiratno juga menyampaikan Apresiasi kepada Tim BKSDA Sumsel atas pengelolaan ekosistem SM Padang Sugihan, khususnya gajah di PLG. Kelahiran ini menjadi pertanda bahwa kondisi habitat dan kesejahteraan satwa menjadi kunci utama dalam pengelolaan gajah.

“Terima kasih untuk mahout bapak Slamet yang telah menjaga dan merawat gajah induk "Sabana" sampai kelahirannya, sehingga gajah mampu bereproduksi secara alami dan mudah-mudahan program ex situ link to in situ semakin terwujud,” jelas Wiratno.

Area PLG Jalur 21 merupakan tempat paling tinggi di SM Padang Sugihan dan berdekatan dengan sungai, termasuk keberadaan rawa dan daratan. Lokasi ini merupakan lokasi yang paling banyak ditumbuhi jenis tanaman yang merupakan pakan alami gajah.

Beberapa pakan alami gajah yang tumbuh seperti rumput jagoan leleutik (Echinochioa colonum), ilalang (Imrata cylindrica), kerisan/belidang (Panicum repens), kumpai (Panicum astagninum), gelam (Melaleuca leucadendron), mahang (Macaranga triloba), palas (Gynotroches sp), nibung (Oncosperma sp), rambai (Baccaurea motleyana), bambu (Bambusa vulgaris) dan vegetasi pakis.

PLG Jalur 21 berada pada seluruh blok pemanfaatan SM Padang Sugihan dengan luas 7.349,60 ha. PLG tidak semata berfungsi sebagai fasilitas pelatihan gajah, tetapi juga menyediakan luasan yang memadai untuk pengembalaan dan pergerakan semi liar bagi gajah – gajah.

"Selain itu, luasan yang memadai ini juga dipertimbangkan sebagai lokasi suaka untuk gajah – gajah yang terimbas konflik di sekitar kawasan konservasi," katanya.

Saat ini jumlah gajah sumatera yang ada di PLG Jalur 21 sebanyak 31 ekor yang terdiri dari 5 ekor pejantan dewasa, 13 ekor induk betina, 4 ekor jantan muda, 5 ekor anak jantan, dan 4 ekor anak betina.

“Selamat datang si Jantan Kecil di Suaka Margasatwa Padang Sugihan”, ujar Wiratno.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement