REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Lapangan Tiananmen dan Kota Terlarang di jantung Kota Beijing, China, ditutup untuk umum selama sepekan terhitung mulai Rabu (23/6). Penutupan tersebut terkait persiapan menjelang peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China (CPC) yang puncaknya digelar pada 1 Juli 2021.
"Agar tidak mengganggu kenyamanan dan menjamin keselamatan para pengunjung serta kelancaran persiapan di dalam dan sekitar area, maka Lapangan Tiananmen ditutup dan akan dibuka kembali pada 2 Juli," demikian penjelasan otoritas setempat, Selasa (22/6).
Selama 23 Juni-1 Juli, para pengunjung tidak diperkenankan memasuki areal lapangan yang menjadi tempat diumumkannya berdirinya Republik Rakyat China oleh Mao Tse Tung pada 1949 tersebut. Demikian halnya pengunjung juga tidak bisa menonton upacara pengibaran bendera nasional China setiap hari hingga tanggal 3 Juli atau 4 Juli.
Meskipun ditutup, upacara pengibaran bendera di Lapangan Tiananmen tetap akan digelar setiap hari.Gedung peringatan Mao yang juga berada di dalam Lapangan Tiananmen ditutup selama periode tersebut.
Museum Istana dan Museum Nasional atau dikenal dengan Kota Terlarang di seberang Lapangan Tiananmen juga ditutup untuk umum dan baru akan dibuka kembali pada 2 Juli.Pemerintah Kota Beijing telah menerbitkan surat edaran yang melarang pengoperasian pesawat nirawak (drone) untuk alasan apa pun di sembilan kawasan administratif selama 13 Juni hingga 1 Juli.
Tindakan tegas akan diambil terhadap pelaku pelanggaran yang dapat mengganggu keselamatan kegiatan penerbangan yang diselenggarakan selama perayaan dan kegiatan khusus seperti pelepasan merpati dan balon, demikian surat edaran tersebut. Dalam dua pekan terakhir, berbagai sudut Kota Beijing terlihat berhias untuk menghadapi perayaan satu abad partai berkuasa di China itu.