Kamis 24 Jun 2021 05:15 WIB

Bahasa Belanda Administratif di Muhammadiyah

Bahasa Belanda dipakai karena makna kemodernan yang dibawanya.

Red: Ani Nursalikah
Bahasa Belanda Administratif di Muhammadiyah
Foto:

Pertama, kata yang berasosiasi dengan hoofd atau kepala. Ada beberapa contoh, umpamanya hoofdbestuur, kata yang lazim dipakai ketika menyebut suatu dewan tertinggi yang memimpin organisasi.

Pengertian lainnya mengacu pada pengurus pusat atau pengurus utama, atau yang dalam istilah di Muhammadiyah kemudian, pengurus besar dan pimpinan pusat. Walaupun padanan kata yang dipakai dalam bahasa Indonesia ada beberapa, maknanya secara administratif sebenarnya sama.

Ini berbeda dalam penggunaan istilah bahasa Belanda di bidang hukum, yang penerjemahannya ke bahasa Indonesia memerlukan kehati-hatian dan pengetahuan tentang konteks bahasa dan budaya lokal. Di bidang jurnalistik sendiri, di Soewara Moehammadijah tahun 1920an, ditemukan istilah seperti hoofdredacteur (redaktur kepala, H. Fachrodin) dan hoofdadministratie (kepala bagian administrasi, H. Abdoel Hakim dan M. Zarkasi).

Sejumlah kata dari bahasa Belanda dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan jalannya organisasi Muhammadiyah. Yang paling kentara adalah dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang, misalnya pertemuan anggota Muhammadiyah maupun kongres Muhammadiyah, yang kini dikenal sebagai muktamar.

Beberapa istilah yang sering dipakai ialah openbare vergadering (rapat umum/terbuka), voorzitter (ketua rapat/sidang), secretaris (sekretaris), lid (anggota), dan voorstel (usulan). Selanjutnya, ada istilah-istilah yang berkaitan dengan administrasi perkantoran modern.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement