Kamis 24 Jun 2021 10:17 WIB

Pergerakan IHSG Diperkirakan Cenderung Turun Hari Ini

Hal itu sejalan dengan mayoritas indeks saham utama Wall Street.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). IHSG diprediksi cenderung bergerak turun hari ini.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). IHSG diprediksi cenderung bergerak turun hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan pagi ini, Kamis (24/6). IHSG menguat ke level 6.052,08 dan terus naik hingga ke level 6.060,48. Sementara, indeks LQ45 menguat sebesar 0,13 persen.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan pergerakan IHSG akan cenderung turun pada hari ini. Hal itu sejalan dengan mayoritas indeks saham utama Wall Street yang melemah pada perdagangan semalam.

Baca Juga

"DJIA dan S&P 500 beserta indeks saham utama di Eropa mengalami penurunan. Investor mencerna pernyataan terkini dari pejabat bank sentral AS (The Federal Reserve)," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (24/6).

Selain itu, lanjut riset, investor juga mencerna pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang menyatakan Kemenkeu AS telah melakukan semua langkah darurat untuk menghindari penarikan utang yang melebihi batas oleh Pemerintah AS hingga Agustus. Kecuali, Kongres beraksi cepat untuk menghindari potensi gagal bayar (default) yang dapat berakibat sangat buruk.

Perhitungan awal (Flash) data Manufacturing PMI AS pada Juni naik ke level tertinggi dalam sejarah. Namun, perusahaan manufaktur masih kesulitan mencari bahan mentah dan pekerja yang berkualitas sehingga menambah biaya dan harga bagi produsen dan konsumen.

Selanjutnya, penjualan rumah baru (New Home Sales) di AS selama Mei turun ke level terendah dalam setahun. Hal ini dipicu oleh mahalnya bahan baku, seperti kayu, sehingga membuat harga rumah baru menjadi jauh lebih mahal. 

Di Eropa, perhitungan awal (flash) data Composite PMI memperlihatkan, dunia usaha tumbuh pada laju tercepat dalam 15 tahun pada Juni. Hal ini seiring dengan dihapusnya kebijakan lockdown dan pembatasan sosial. 

Untuk hari ini, menurut riset, investor menantikan rilis data mingguan Jobless Claims dan Durable Goods Orders untuk periode Juni di AS. Dari Eropa, investor menantikan kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Inggris dan rilis data Ifo Business Climate pada Juni di Jerman.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement