Kamis 24 Jun 2021 16:20 WIB

In Picture: PT Pupuk Iskandar Muda Berhenti Beroperasi

Operasional pabrik berhenti karena terkendala pasokan gas bahan utama pembuatan pupuk.

Rep: Rahmad/ Red: Yogi Ardhi

Suasana pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang terhenti operasionalnya karena terkendala bahan baku di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Kamis (24/6/2021). PT PIM anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) terpaksa menghentikan operasional pabrik karena terkendala pasokan gas bahan utama pembuatan pupuk dari PT Medco E&P Malaka Blok A, dengan kebutuhan gas 51 MMbtu (million british thermal units) per produksi. (FOTO : Antara/Rahmad)

Suasana pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang terhenti operasionalnya karena terkendala bahan baku di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Kamis (24/6/2021). PT PIM anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) terpaksa menghentikan operasional pabrik karena terkendala pasokan gas bahan utama pembuatan pupuk dari PT Medco E&P Malaka Blok A, dengan kebutuhan gas 51 MMbtu (million british thermal units) per produksi. (FOTO : Antara/Rahmad)

Suasana pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang terhenti operasionalnya karena terkendala bahan baku di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Kamis (24/6/2021). PT PIM anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) terpaksa menghentikan operasional pabrik karena terkendala pasokan gas bahan utama pembuatan pupuk dari PT Medco E&P Malaka Blok A, dengan kebutuhan gas 51 MMbtu (million british thermal units) per produksi. (FOTO : Antara/Rahmad)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Suasana pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang terhenti operasionalnya karena terkendala bahan baku di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Kamis (24/6). PT PIM anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) terpaksa menghentikan operasional pabrik karena terkendala pasokan gas bahan utama pembuatan pupuk dari PT Medco E&P Malaka Blok A, dengan kebutuhan gas 51 MMbtu (million british thermal units) per produksi. 

sumber : Antara Foto
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement