Jumat 25 Jun 2021 03:27 WIB

Pemprov DKI: Sudah Ada 55 Kasus Varian Delta di Jakarta

Pemprov DKI mengidentifikasi 70 kasus positif Covid-19 akibat varian baru Covid-19

Rep: Febryan A/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas medis mengevakuasi pasien Covid-19 di selasar IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/6). Peningkatan kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta beberapa hari terakhir mengakibatkan keterisian tempat tidur di rumah sakit penuh sehingga perawatan pasien Covid-19 dalam keadaan darurat terpaksa dilakukan di selasar ruang IGD. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas medis mengevakuasi pasien Covid-19 di selasar IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/6). Peningkatan kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta beberapa hari terakhir mengakibatkan keterisian tempat tidur di rumah sakit penuh sehingga perawatan pasien Covid-19 dalam keadaan darurat terpaksa dilakukan di selasar ruang IGD. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil mengidentifikasi 70 kasus positif Covid-19 akibat varian baru mutasi virus Covid-19. Sebanyak 55 di antaranya adalah varian Delta (B.1617.2) 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menerangkan, pihaknya secara aktif melakukan pemeriksaan sampel Whole Genome Sequencing (WGS). Total sudah 987 sampel terduga mutasi virus yang dikirim. 

Dari jumlah tersebut, 70 sampel dinyatakan sebagai Variant of Concern (VoC). "Adapun rincian 70 VoC tersebut, yakni 12 varian Alpha (B.117), 3 varian Beta (B.1.351), dan 55 varian Delta (B.1617.2),” kata Dwi dalam siaran pers resmi Pemprov DKI Jakarta, Kamis (24/6). 

Dwi juga menerangkan asal penularan 70 VoC itu. Hasil identifikasi menunjukkan 33 kasus memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri (kasus impor) dan 19 kasus merupakan transmisi lokal varian Delta di DKI Jakarta. 

Lalu 10 transmisi lokal varian Delta di Debotabek yang mana pemeriksaannya dilakukan di Jakarta. Selanjutnya 8 kasus masih dalam proses verifikasi apakah merupakan varian Delta dari luar negeri atau transmisi lokal. 

Lantaran mulai muncul kasus baru karena varian baru mutasi virus Covid-19 di Jakarta, Dwi meminta masyarakat waspada. Sebab, kata dia, varian baru ini lebih cepat menular dan menimbulkan gejala yang lebih berat. 

Virus Covid-19 varian Delta pertama kali terdeteksi di India. Sejak saat itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menobatkan Delta sebagai varian virus Covid-19 dengan penularan tercepat dan terkuat. Sejauh ini, varian Delta telah ditemukan di lebih dari 80 negara dan terus bermutasi serta menyebabkan penyakit yang lebih parah.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement