Jumat 25 Jun 2021 22:23 WIB

85 Persen Tempat Tidur di RS Persahabatan untuk Pasien Covid

RSUP Persahabatan alokasikan 85 persen tempat tidur untuk pasien Covid

Rep: Febryan. A/ Red: Bayu Hermawan
Pasien melintas di depan ruang IGD RSUP Persahabatan
Foto: Republika/Febryan. A
Pasien melintas di depan ruang IGD RSUP Persahabatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 85 persen tempat tidur di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dialokasikan untuk pasien Covid-19. Langkah ini diambil usai RSUP Persahabatan ditetapkan sebagai rumah sakit khusus Covid-19 sejak 22 Juni 2020.

Direktur Perencanaan, Organisasi & Umum RSUP Persahabatan, dr. Yudhaputra Tristanto, mengatakan terdapat 409 tempat tidur di rumah sakit yang berlokasi di Jakarta Timur ini. Sekitar 55 persennya sudah dialokasikan untuk tempat isolasi pasien Covid-19. 

Baca Juga

Rinciannya, 34 tempat tidur kategori Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ ICU) dan 197 tempat tidur non-ICU. Semua ruang perawatan pasien Covid-19 itu kini sudah terisi 97 persen. 

Yudhaputra mengatakan, karena RSUP Persahabatan kini dikhususkan untuk pasien Covid-19, maka alokasi tempat tidur dinaikkan menjadi 85 persen. Oleh karenanya, ruangan yang sebelumnya hanya untuk perawatan biasa akan diubah menjadi ruang perawatan pasien Covid-19. 

"Pekan depan kita sudah hampir 67,7 persen ruangan yang dikonversi. Pertengahan Juli sudah 85 persen terkonversi," kata Yudhaputra di RSUP Persahabatan, Jumat (25/6). 

Setelah terkonversi 85 persen, kata Yudhaputra, maka tersedia sekitar 330 ruangan isolasi pasien Covid-19. Proses konversi dilakukan dengan mengubah ruang perawatan biasa menjadi ruang isolasi. Lalu mengubah ruang ICU biasa jadi ICU Covid-19. 

Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) juga akan diubah menjadi ruang ICU. Sebanyak 32 tempat tidur IGD yang ada sekarang akan disulap menjadi 52 tempat tidur ICU pasien Covid-19. 

Lalu di mana ruang IGD berada? "Untuk pengganti IGD, nanti kita akan membangun tenda darurat di depan IGD. Triase pasien akan dilakukan di situ," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr. Abdul Kadir, pada kesempatan sama. 

Abdul mengatakan, ruang ICU saat ini yang sangat dibutuhkan ruang ICU. "Sebab, kasus yang masuk rata-rata adalah kategori berat sampai kritis," kata dia. 

Adapun tenda IGD nantinya akan difungsikan selayaknya ruang IGD. Di sana, kata Abdul, akan dilakukan proses triase atau penilaian kondisi pasien. Selanjutnya pasien akan dibagi berdasarkan tingkat keparahan sakitnya. Pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis akan ditempatkan di ruang isolasi yang tersedia. 

"Sedangkan mereka yang positif Covid-19 tapi tanpa gejala atau gejala ringan akan kita anjurkan untuk isolasi mandiri atau isolasi terpusat yang disiapkan pemerintah," kata Abdul.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement