Senin 28 Jun 2021 19:20 WIB

Banyak Pasien Covid-19 di Pangandaran tak Disiplin Isoman

Warga yang membandel diancam diisolasi khusus secara terpencil.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Dua orang warga memberikan bantuan sembako kepada kerabatnya yang sedang menjalani isolasi mandiri di Kampung Sambongpari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). Warga RW 04 di Kampung Sambongpari tersebut melakukan karantina wilayah mandiri menyusul 15 warganya terkonfirmasi positif COVID-19, satu di antaranya meninggal dunia usai berwisata ke Pangandaran.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Dua orang warga memberikan bantuan sembako kepada kerabatnya yang sedang menjalani isolasi mandiri di Kampung Sambongpari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). Warga RW 04 di Kampung Sambongpari tersebut melakukan karantina wilayah mandiri menyusul 15 warganya terkonfirmasi positif COVID-19, satu di antaranya meninggal dunia usai berwisata ke Pangandaran.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kasus Covid-19 di Kabupaten Pangandaran sedang mengalami lonjakan dalam sepekan terakhir. Lonjakan itu disebut lantaran banyak warga yang masih abai protokol kesehatan.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, masih terdapat laporan banyak warga terkonfirmasi positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya tidak disiplin. Karena itu, ia menegaskan kepada camat dan kepala desa untuk mendata warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan menjalani isoman.

Baca Juga

"Mereka yang isoman akan diberi karet gelang atau rumahnya ditempeli. Agar tetangganya tahu kalau dia sedang isoman 10 hari," kata dia, Ahad (27/6) malam.

Apabila masih ada warga yang menjalani isoman bandel, tetap tak mau diam di rumah, pihaknya akan menempatkan mereka di tempat isolasi khusus yang terpencil di masing-masing kecamatan. Dengan begitu, mereka tak berinteraksi dengan warga lainnya.