REPUBLIKA.CO.ID, TALLAHASSEE -- Korban meninggal dunia akibat gedung yang ambruk di Surfside, Miami, Florida kian bertambah setelah evakuasi penyelamatan masih terus dilakukan hingga Selasa (29/6) waktu setempat. Berdasarkan data dari pihak berwenang, korban meninggal akibat runtuhnya gedung apartemen 12 lantai menjadi 12 jiwa.
Kepolisian Miami-Dade County, County Daniella Levine Cara membuat pengumuman bahwa satu jasad kembali ditemukan dari reruntuhan sejak Senin (28/6). Dia juga mengatakan masih ada 149 orang yang belum ditemukan.
Cara mengatakan, operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut sepanjang Selasa, meskipun hujan turun. Sekitar 125 orang telah dicatat berada di gedung tersebut.
Namun Cara mengonfirmasi data itu secara pasti. Karena informasi datang dari orang-orang terkasih dan teman-teman di seluruh negeri, atau di luar negeri, dan juga dari mereka yang telah muncul di lokasi. "Kami mendapatkan informasi ini dari banyak sumber yang berbeda," katanya seperti dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (30/6).
"Jadi detektif kami bekerja sepanjang waktu untuk menghubungi semua orang yang telah diidentifikasi untuk memverifikasi hasilnya," ujarnya menambahkan.
Cara memuji para "pahlawan" yang menjadi bagian dari tim pencarian dan penyelamatan. Ia juga memuji sumbangan yang telah mengalir untuk para korban dan keluarga mereka dari seluruh dunia. Cara mendukung penyelidikan juri terkait keruntuhan gedung tersebut.
Penyelidik kemudian memusatkan perhatian pada laporan konsultan struktural pada 2018 yang menemukan kerusakan struktural besar pada area beton di bawah dek kolam bangunan selama inspeksi. Presiden AS Joe Biden dijadwalkan tiba di tempat kejadian Kamis (1/7) mendatang, sementara orang-orang terkasih berkumpul di dekatnya, berpegang teguh pada harapan.
Pemimpin tim penyelamat Israel mengatakan kepada CNN bahwa kamar tidur apartemen terkubur di bawah beton setinggi 13 hingga 16 kaki. Cara mengatakan pencarian korban dan upaya untuk mengidentifikasi korban tetap pada proses yang lambat dan metodis.