REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim secara tegas meminta pendataan terhadap warga yang menjalani isolasi mandiri (isomand) dimaksimalkan. Pasalnya, jumlah ketersediaan tempat tidur di rumah sakit (RS) untuk pasien Covid-19 tidak sebanding dengan pasien yang masih sakit.
Dedie memaparkan, warga yang terkonfirmasi positif Covid yang aktif per Rabu (30/6) mencapai 3.750 kasus. Sedangkan, di 21 RS rujukan Covid-19 tercatat hanya ada 921 tempat tidur (bed).
"Artinya, ada kurang lebih 3.000 orang yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Ada juga yang sedang keliling mencari fasilitas kesehatan. Kami minta semua jajaran di wilayah dari mulai kecamatan, kelurahan, LPM, kader kesehatan, hingga karang taruna ikut membantu melakukan pendataan yang lebih maksimal,” kata Dedie di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/7).
Pendataan itu, kata ida, meliputi lokasi warga yang terpapar, kemudian berapa banyak orang yang kontak erat, serta segera melakukan konsolidasi dengan lurah atau camat.
Dedie juga meminta semua unsur tersebut memastikan, agar masyarakat yang tidak mendapat fasilitas kesehatan di RS, juga mendapatkan perhatian fasilitas kesehatan di tingkat wilayah, seperti puskesmas.
"Paling tidak mendapat obat standar saja, itu yang penting. Jadi sudah dipastikan bahwa rumah sakit di Kota Bogor tidak mampu menampung semua pasien yang membutuhkan. Tapi kita tidak bisa tinggal diam, harus ada visitasi," jelas Dedie.
Termasuk, lanjut dia, untuk proses pemulasaraan jenazah Covid-19. Apabila diperlukan, proses tersebut dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu bisa langsung dikoordinasikan dengan jajaran kepolisian yang sudah membentuk tim pemakaman.
Meskipun begitu, menurut Dedie, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga sudah menyiapkan perihal sarana prasarananya. "Tapi hal ini penting menjadi perhatian, mengingat angka kematian bagi warga yang isolasi mandiri di rumah masing-masing juga harus ditekan," katanya.